Rabu, 18 Mei 2011

LIBYA DARI PERSPEKTIF MEDIA DALAM CATATAN AKADEMISI

Pertama-tama, maaf jika saya tidak pernah atau jarang  membuat rujukan atau referensi pada catatan sayai karena saya anggap bahwa semua catatan  tersebut bukanlah sebuah tulisan ilmiah (Scientific and academic writing).

Namun, mungkin perlu juga saya sampaikan bahwa sumber tulisan saya berasal dari berbagai media asing dan media lokal dan kemudian saya paraphrase, sumerise dan kompilasi serta gabungkan dengan ide dan pandangan saya tentang Libya. Adapun sumber-sumber kutuipan dari catatan saya adalah  Media TV antara lain: TV AlJazeera English, CNN, TV ONE, Metro TV dan  Reuters sedangkan untuk media surat kabar saya kutif dari kompas, New York Times  dan Sydney Morning Herald (SMH) dan DetikNews.

Beberapa catatan saya tentang Konflik di Libya dan Timur Tengah ini sering belum sempat diedit karena umunya hanya ditulis dan dikirim via blackberry dan kemudian saya kopi ke Notebook saya dan d iupload ke Catatan FB saya. Saya kirimkan catatan ini bertujuan untuk sharing pendapat dan pandangan dengan teman-teman sebagai masyarakat Global yang konsen dengan Isu HAM dan Demokrasi. Juga bertujuan untuk mengklarifikasi persoalan Global yang mungkin ada media yang membuat laporan yang kurang objektif atau bias. Itulah saya hampir setiap hari menyempatkan diri sekira dua sampai tiga jam menyaksikan berbagai media TV Lokal dan TV asing serta membaca surat kabar lokal dan surat kabar asing untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan berimbang. Jangan pernah membuat catatan jika sumber catatan itu hanya dari satu sumber yang subjektif dan apalagi bias.

Mungkin juga ada benarnya bahwa ada motif perebutan minyak di balik konflik Timur Tengah Umumnya dan Libya pada khusususnya tapi tentu statement dan argumentasi semacam itu masih perlu dibuktikan secara akurat. Sejak dulu sejarah telah mencatat bahwa eksploitasi ladang minyak di dunia melibatkan Perusahaan Multi-Nasional yang sekitar 90% pemegang saham perusahaan Multi-Nasional adalah negara-negara sekutu Barat (Mis. Inggris, Amerika, Prancis). Sekutu Barat sudah lama bekerjasama dalam bisnis minyak dengan negara-negara kaya minyak di Timur Tengah termasuk Libya.

Dulu Soeharto yang juga Muslim berkuasa selama tiga dekade. Bangsa Indonesia sebagai negara yang majoritas Muslim dan menghormati nilai-nilai Demokrasi menentang Pemimpin Rezim Orde Baru itu yang lama berkuasa. Akhirnya kelompok aktivist yang juga didukung oleh tokoh-tokoh bangsa ternama berhasil menjatuhkan Soeharto melalui gerakan reformasi.  Rezim Soeharto mungkin relatif masih jauh lebih baik dari Rezim Gadafi tapi akhirnya bangsa Indonesia juga tetap menuntut Soeharto mundur.

Dalam laporan bebebrapa Media asing, dulu Libya juga pernah memberikan pelatihan tempur pada kelompok separatis Gerakan Aceh Meredeka (GAM). Kemudian dulu Gadafi juga pernah akan melakukan lawatan ke negaraan ke Indonesia dan beliau juga berniat menyampaikan Khotbah Jumat di Mesjid Istiqlal. Namun, waktu itu dilaporkan terlalu banyak permintaan Gadafi yang aneh dan mungkin di luar jangkauan Departmen Luar Negeri. Misalnya, Gadafi minta dibuatkan Tenda ber AC dan ber WC (Toilet) untuk akomodasi selama di Indonesia. Beliau juga minta supaya hanya dikawal oleh pasukannya.

Mungkin kita juga harus mengakui sisi positif dari Gadafi dan keluarganya. Dari bebebrapa sumber yang terpercaya dilaporkan bahwa Gadafi termasuk pemimpin revolusi yang berhasil menyatukan bangsa Libya pasca penggulingan pemerintahan Raja Idris dalam suatu aksi kudeta tak berdarah. Dari perspektif Sosiologis Antropologis, penduduk Libya relatif homogen dan majoritas penduduknya muslim.  Gadafi juga sukses mendidikdan memeleihara anak-anaknya. Tercatat dari 8 anaknya, ada 3 anaknya yang cukup sukses dalam pendidikan fromal dan karir mereka. Misalnya, Syaiful Al Islam putra ke-2 Gadafi, berhasil meraih gelar. S3, Doctor of Philosophy (PhD) dari London School of Economics, perguan Tinggi ternama di Inggris. Putra kedua Gadafi ini yang termasuk cerdas dan dekat dengan negara-negara Barat dan dunia Internasional.Diprediksi, putra kedua Gadafgi ini yang kelak akan menggantikan Gadafi jadi Pemimpin Libya. Putra Bungsu Gadafi, Khamis, jebolan S2 (MBA) dari Universitas ternama di Spanyol, dan dipercayakan sebagai Panglima Angkatan Bersenjata (Brigade Khamis). Khamis berusan sebulan di Amerika melakukan bisnis dan pelatihan serta menjejakipeluang kerjasama antara Libya dan Amerika. Khamis kembali ke Libya tepat satu Minggu sebelum terjadinya Demo besar-besaran di Libya mnuntut Gadafi mundur. Kemudian Putri tunggal Gadafi, bernama Aisya adalah seorang wanita cantik peraih gelar Sarjana Hukum yang sempat jadi Duta Besar Libya di PBB dan juga sempat menjadi pengacara Presiden Sadam Husain dan Wartawan yang dihukum karena melempar Presiden Bush dengan sepatu. Masih ada lagi 5 anak-anak Gadafi yang kurang diekspos oleh media asing. Jadi mungkin Gadafi termasuk orang tua yang berhasil.

Namun, sebagai manusia biasa Gadafi juga punya banyak kelemahan antara lain. Beliau terlalu lama berkuasa (42 thn).  Praktek KKN Rezim Gadafi mungkin relatif jauh lebih parah dari Rezim Soeharto. Gadafi termasuk diktator yang sangat kejam terhadap lawan-lawan politiknya. Gadafi pernah menyuruh anak buahnya membunuh ribuan tahanan dalam sehari. Gadafi dan Putra keduanya menyuruh anggkatan udara Libya mengebom semua kelompok pedemonstran tapi trnyata semua perwira angkatan udara yang disuruh, masih punya hati nurani dan tidak jadi mengebom para pedemonstran dan bahkan mereka membelot dan minta suaka politik di Italia. Semua pedemonstrasi penentang Rezim Gadafi adalah Muslim dan mereka melakukan Aksi demonstrasi yang pada akhirnya menjadi gerakan pemberontakan adalah murni gerakan rakyat Libya yang telah lama tertindas oleh Diktator yang kejam itu.

Ada kelompok yang mendukung dan mungkin juga ada kelompok yang menyalahkan sekutu dan liga Arab menjalankan mandat badan keamanan PBB untuk penegakkan Resolusi DK PBB NO. 1973 dan itu merupakan hak setiap individu yang menghormati kedaulatan setiap negara yang merdeka. Namun, perlu juga diketahui bahwa Gadafi dan putranya telah berjanji akan menghabisi semua lawan politknya tanpa ampun (No Mercy) dan akan menggunakan senjata-senjata berat buatan Rusia menghabisi lawan-lawan politiknya tepat satu hari sebelum sangsi resmi DK PBB dijatuhkan. Sebelum terjadi rencana Genosida (Pembataian masal itu), sekutu dan liga Arab duluan menyerang Instalasi Militer dan Kekuatan Militer Gadafi.

Diperkirakan jika mandat Resolusi DK PBB NO. 1973 tidak dilaksanakan atau terlambat dilaksanakan oleh sekutu dan liga ARAB kemungkinan besar ada 700.000 saudara-saudara Muslim yang tidak berdosa dan anti Rezim Gadafi akan terbantai dengan sadis. Jika DK PBB tidak turun tangan menyelamtkan Rakyat di Bnghazi kota terbesar ke dua di Libya itu, maka pembantaian masal dan sejarah kelam pelanggaran HAM terbesar yang mirip tragedi Rwanda, Burundi dan Bosnia mungkin akan terulang.

Yang jelas kasus gerakan menuntut Rezim berkuasa di Libya mundur beda dengan Kasus Tunisia dan Mesir, Presiden Ben Ali dan Presisen Mubarak menghadapi Pedemonstran dengan PROTAP Konvensional dan itu juga sempat diprotes oleh masyarakat dunia karena telah banyak jatuh korban kelompok pedemonstran. Namun, Gadafi sangat aneh dan brutal. Sikap Rezim Gadafi terbukti jauh berbeda dengan Rezim-Rezim lain di Timur Tengah karena Gadafi mengadapi pedemontrans dengan senjata-senjata berat dan berusaha membunuh rakyatnya alias secara membabi buta.

Ingat Isu Politik, HAM dan Demokrasi adalah isu-isu yang inklusif dan universal dan semua orang bisa terlibat mendiskusikannya. Terus terang background ilmu saya bukan politik tapi beckground ilmu saya adalah "Language Culture and Ethnicity (Bahasa, Budaya dan Etnisitas). Sebaga akademisi saya adalah penanggung jawab mata kuliah Public Speech (Public Speaking), Pemahaman Lintas Budaya (Cross Culture Understanding), Tapsir dan Terjemahan (Interpretation) dan Sosio-Linguistik (Sosiologi Bahasa). Saya juga juga masih menjadi pegiat aktivis damai di Pusat Studi Perdamaian dan Pengelolaan Konflik (P4K) UNTAD di samping itu juga masih dipercayakan sebagai ketua program studi di Pascasarjana UNTAD.

Ingat sekarang adalah Era Globalisasis dan sebagai masyarakat Global, saatnya kita juga konsen dengan masalah Global dan apalagi Libya secara kultural dan religi punya ikatan emosional dengan Indonesia yang juga negara yang berpenduduk majoritas Muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar