Jumat, 16 Maret 2012

Kabupaten Buol dalam Isu Konflik dan Aksi Anarkisme Jelang Pemilukada

Secara geografis kabupaten Buol terletak di 0,35°- 1,20° LU dan antara 120,12°- 122,09°   BT. Daerah ini berbatasan dengan Laut sulawesi sekaligus berbatasn dengan Negara Philipina di utara, Kabupaten Toli-toli dan Kabupetn Parimo di selatan, Kabupetn gorontalo di Provinsi Gorontalo di timur, Kabupaten Tolitoli di barat. Luas wilayah daerah ini adalah 4.043, 57 Km2 (BPS, 2010). Secara Sosiolingusitik dan etnisitas, Buol adalah salah satu Kabupaten di Sulawesi Tengah yang penduduknya sangat homogen serta masih tetap memperthanak adat, budaya dan Bahasa daerah secara kental. Demikian juga sistem kekeluargaan dan kekerabatan masyarakat Buol sangat kental.

Dalam sejarah Konflik sosial dan konflik kekerasan telah tercatat sejumlah kasus tindakan kekerasan dan anarkisme di Kabupaten Buol. Beberapa kasus di antaranya adalah peristiwa anarkisme dan aksi brutal yang terjadi Malam Minggu lalu. Sangat disesalkan terjadi insident anarkisme di Kabupaten Buol terutama jelang perhelatan Pesta Demokrasi Pemilukada di Kabupaten yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tolitoli. Insiden ketegangan yang berujung pada peristiwa pembakaran delapan motor dan pembakaran rumah warga yang terjadi pada malam Minggu lalu yang berlanjut hingga Minggu dini hari yang lalu. Insident itu  patut disesali dan layak dikecam.

Dalam dekade terakhir ini masyarakat Sulawesi dan Indonesia pada umumnya sempat dikejutkan dengan beberapa kasus dan insiden kekerasan dan anarkisme yang pernah terjadi di Kabupaten Buol. Misalnya kasus Demonstrasi dan tindakan kekerasan di Gedung DPRD Kab Buol yang berujung pada kasus penganiayaan ketua DPRD Amran Batalipu beberapa waktu lalu.  Sekarang Amran Batalipu adalah Bupati Buol dan rencannya akan menjadi Kandidat Incumbent pada event Pemilukada akan datang seperti telah diberitakan oleh sejumlah media lokal. Insdien konfllik vertikel antara masyarakat sipil Kabupaten Buol dengan sejumlah oknum Polisi pasca ditemukan mayat tahanan yang meninggal secara tidak wajar dalam sel sehingga menimbulkan aksi kekerasan yang berasalasan menuntut keadilan. Insiden itu telah merengut korban jiwa dan korban luka-luka di kedua bela pihak.

Peristiwa itu juga sempat menyita perhatian masyarakat Indonesia. Bahkan Wapres Yusuf Kalla ketika itu sempat berkomentar secara terheran-heran yang disiarkan liwat media. Beliau mengatakan bahwa hanya satu-satunya di dunia terjadi insiden konflik antara masyarakat dan oknum polisi menyebabkan sejumlah oknum polisi  ikut mengungsi selama ketegangan konflik antara masyarkat versus oknum Polisi.  Masyarkat yang beringas pada saat itu sempat membumi hanguskan salah satu kantor POLSEK. Selain itu, juga pernah terjadi beberapa insiden tanpa diblow-up atau diekspos secara luas oleh media. Yang terakhir adalah insident pembakaran delapan buah motor dan rumah yang terjadi malam minggu lalu.

Mencari akar permasalahannya dan mencarikan solusinya itu penting dan bukan saling menuduh dan saling menyalahkan satu sama lain tanpa alasan dan bukti yang logis. Upaya mencari solusi melalui manajemen konflik dan resolusi konflik harus diupayakan. Solusi terbaik mungkin melalui win-win solution dari pada win-lose solution atau lose-lose solution.

Ingat Yang bisa menjadikan iklim di Buol AMAN atau tidak AMAN jelang Perhelatan PEMILUKADA akan sangat tergantung pada msyarakat Buol dan stakeholders Pemilukada di samping faktor eksternal serta kondisi lingkungan masyarakat.

Masyarakat harus sadar bahwa pembangunan tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak ada perdamaian dan demikian juga perdamaian tidak akan tercapai jika tidak ada itikad baik untuk mengupayakan terciptanya keamanan. "We know that happiness has many roots but none is more important than SECURITY" (Edward R. Stettinius, Jr). Penting saling memaafkan dalam rangkan pembangunan visi rekonsiliasi dan perdamaian yang utuh dan berkelanjutan.

Upaya untuk mencari solusi konflik melalui manajemen konflik dan resolusi konflik di Era Demokrasi seperti sekarang ini harus dilakukan dengan cara pendekatan sosial-budaya dan road-map serta perencanaannya tidak hanya bersifat top-down tapi juga harus juga bersifat bottom-up dengan cara yang lebih Demokratis yaitu melibatkan semua stakeholders conflict. Perlu duduk bersama melakukan perundingan dan mengupayakan terjadinya rekonsiliasi dan mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan. Ingat setiap aksi kekerasan dan anarkisme berpotensi melahirkan kekerasan dan anarkisme lanjutan (Violance breeds violance and anarchism) jika direspon dengan aksi yang sama. Jika tidak dicarikan solusi yang tepat, maka aksi kekerasan dan anarkisme mungkin akan terus berlanjut dan apalagi jelang Pemilukada dikhawtirkan akan ada kelompok oportunuis yang bisa memfaatkan situasi yang tidak stabil ini.

Era Demokrasi tidak lagi menghendaki pendekatan keamanan yang refresif yang bisa berpotensi menimbulkan kebencian dan ketidakpercayaan masyarakat kepada pihak penegak hukum (Law Enforcers) dan upaya penegakkan hukum (Law Enforcement) di Kabupaten Buol. Upaya perundingan dan negosiasi bisa menjadi cara yang lebih efektif dalam rangka menyelesaikan konflik Horisontal dari pada melakukan pendekatan keamanan yang (Refressive Security Approach). Menurut Nelson Madela dan Bishop Desmontutu, "There is no future without reconciliation" tidak ada masa depan tanpa saling memaafkan.

Salam Perdamaian
Mochtar Marhum
Akademisi UNTAD/Aktivis Damai
Pemerhati Masalah Sosial-Humaniora
(Bahasa, Budaya, Etnis dan Pendidikan)

Kabupaten Buol dalam Isu Konflik dan Anarkisme

Secara geografis kabupaten Buol terletak di 0,35o- 1,20o LU dan antara120,12o- 122,09o BT. Daerah ini berbatasan dengan Laut sulawesi sekaligus berbatasn dengan Negara Philipina di utara, Kabupaten Toli-toli dan Kabupetn Parimo di selatan, Kabupetn gorontalo di Provinsi Gorontalo di timur, Kabupaten Tolitoli di barat. Luas wilayah daerah ini adalah 4.043, 57 Km2 (BPS, 2010). Secara Sosiolingusitik dan etnisitas, Buol adalah salah satu Kabupaten di Sulawesi Tengah yang penduduknya sangat homogen serta masih tetap memperthanak adat, budaya dan Bahasa daerah secara kental. Demikian juga sistem kekeluargaan dan kekerabatan masyarakat Buol sangat kental.

Dalam sejarah Konflik sosial dan konflik kekerasan telah tercatat sejumlah kasus tindakan kekerasan dan anarkisme di Kabupaten Buol. Beberapa kasus di antaranya adalah peristiwa anarkisme dan aksi brutal yang terjadi Malam Minggu lalu. Sangat disesalkan terjadi insident anarkisme di Kabupaten Buol terutama jelang perhelatan Pesta Demokrasi Pemilukada di Kabupaten yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tolitoli. Insiden ketegangan yang berujung pada peristiwa pembakaran delapan motor dan pembakaran rumah warga yang terjadi pada malam Minggu lalu yang berlanjut hingga Minggu dini hari yang lalu. Insident itu  patut disesali dan layak dikecam.

Dalam dekade terakhir ini masyarakat Sulawesi dan Indonesia pada umumnya sempat dikejutkan dengan beberapa kasus dan insiden kekerasan dan anarkisme yang pernah terjadi di Kabupaten Buol. Misalnya kasus Demonstrasi dan tindakan kekerasan di Gedung DPRD Kab Buol yang berujung pada kasus penganiayaan ketua DPRD Amran Batalipu beberapa waktu lalu.  Sekarang Amran Batalipu adalah Bupati Buol dan rencannya akan menjadi Kandidat Incumbent pada event Pemilukada akan datang seperti telah diberitakan oleh sejumlah media lokal. Insdien konfllik vertikel antara masyarakat sipil Kabupaten Buol dengan sejumlah oknum Polisi pasca ditemukan mayat tahanan yang meninggal secara tidak wajar dalam sel sehingga menimbulkan aksi kekerasan yang berasalasan menuntut keadilan. Insiden itu telah merengut korban jiwa dan korban luka-luka di kedua bela pihak.

Peristiwa itu juga sempat menyita perhatian masyarakat Indonesia. Bahkan Wapres Yusuf Kalla ketika itu sempat berkomentar secara terheran-hera dan beliau mengatakan bahwa hanya satu-satunya di dunia terjadi insiden konflik antara masyarakat dan oknum polisi menyebabkan sejumlah oknum polisi  ikut mengungsi selama ketegangan konflik antara masyarkat versus oknum Polisi.  Masyarkat yang beringas pada saat itu sempat membumi hanguskan salah satu kantor POLSEK. Selain itu, juga pernah terjadi beberapa insiden tanpa diblow-up atau diekspos secara luas oleh media. Yang terakhir adalah insident pembakaran delapan buah motor dan rumah yang terjadi malam minggu lalu.

Mencari akar permasalahannya dan mencarikan solusinya itu penting dan bukan saling menuduh dan saling menyalahkan satu sama lain tanpa alasan dan bukti yang logis. Upaya mencari solusi melalui manajemen konflik dan resolusi konflik harus diupayakan. Solusi terbaik mungkin melalui win-win solution dari pada win-lose solution atau lose-lose solution.

Ingat Yang bisa menjadikan iklim di Buol AMAN atau tidak AMAN jelang Perhelatan PEMILUKADA akan sangat tergantung pada msyarakat Buol dan stakeholders Pemilukada di samping faktor eksternal serta kondisi lingkungan masyarakat.

Masyarakat harus sadar bahwa pembangunan tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak ada perdamaian dan demikian juga perdamaian tidak akan tercapai jika tidak ada itikad baik untuk mengupayakan terciptanya keamanan. Penting saling memaafkan dalam rangkan pembangunan visi rekonsiliasi dan perdamaian yang utuh dan berkelanjutan.

Upaya untuk mencari solusi konflik melalui manajemen konflik dan resolusi konflik di Era Demokrasi seperti sekarang ini harus dilakukan dengan cara pendekatan sosial-budaya dan road-map serta perencanaannya tidak hanya bersifat top-down tapi juga harus juga bersifat bottom-up dengan cara yang lebih Demokratis yaitu melibatkan semua stakeholders conflict. Perlu duduk bersama melakukan perundingan dan mengupayakan terjadinya rekonsiliasi dan mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan. Ingat setiap aksi kekerasan dan anarkisme berpotensi melahirkan kekerasan dan anarkisme lanjutan (Violance breeds violance and anarchism) jika direspon dengan aksi yang sama. Jika tidak dicarikan solusi yang tepat, maka aksi kekerasan dan anarkisme mungkin akan terus berlanjut dan apalagi jelang Pemilukada dikhawtirkan akan ada kelompok oportunuis yang bisa memfaatkan situasi yang tidak stabil ini.

Era Demokrasi tidak lagi menghendaki pendekatan keamanan yang refresif yang bisa berpotensi menimbulkan kebencian dan ketidakpercayaan masyarakat kepada pihak penegak hukum (Law Enforcers) dan upaya penegakkan hukum (Law Enforcement) di Kabupaten Buol. Upaya perundingan dan negosiasi bisa menjadi cara yang lebih efektif dalam rangka menyelesaikan konflik Horisontal dari pada melakukan pendekatan keamanan yang (Refressive Security Approach). Menurut Nelson Madela dan Bishop Desmontutu, "There is no future without reconciliation" tidak ada masa depan tanpa saling memaafkan.

Salam Perdamaian
Mochtar Marhum
Akademisi UNTAD/Aktivis Damai
Pemerhati Masalah Sosial-Humaniora
(Bahasa, Budaya, Etnis dan Pendidikan)