Minggu, 27 Oktober 2013

MEMAKNAI MAKNA SUMPAH PEMUDA

MEMAKNAI MAKNA SUMPAH PEMUDA
Oleh: Mochtar Marhum
Berita membanggakan ketika menyaksikan adanya sejumlah pemuda Indonesia yang meraih prestasi gemilang di berbagai bidang seperti di bidang pendidikan, olahraga, seni dan kewirausahawan. Namun, belakangan ini masyarakat juga disuguhkan berita yang sangat memprihatinkan ketika menyaksikan berita di sejumlah media bahwa tidak sedikit pemuda yang terlibat kasus tindak pidana korupsi, tawuran, Narkoba, terorisme, demo anarkis dan konflik sosial.

Akhir-akhir ini mungkin lebih banyak pemuda yg sering mengucapkan sumpah serapah dari pada mengamalkan nilai-nilai sumpah pemuda. Misalnya kalu lagi musim lampu PLN padam, banyak yang sering mengucapkan sumpah serapah atau caci maki pada PLN padahal kata kawan saya, PLN mungkin hanya ingin mengamalkan semngat "Habis Gelap Terbitlah Terang". Demikian juga sumpah serapah sering diucapkan jika mereka kesal dengan kebijakan pemerintah seperti kebijakan menaikkan tarif BBM dan harga kebutuhan pokok lainnya.  

Dulu ketika belum ada teknologi informasi dan komunikasi, pemuda Indonesia mampu bersatu mengikrarkan persatuan kesatuan bangsa melalui "Sumpah Pemuda". Ironisnya dewasa ini ketika pemuda telah memiliki akses teknologi informasi yang bisa digunakan untuk mempererat persatuan dan kesatuan bngsa, fasilitas itu sering disalahkan gunakan sehingga tidak sedikit pemuda yang sering terprovokasi oleh teknologi informasi dan komunikasi. Misalnya banyak yang sering terpancing ole SMS atau status di media sosial yang sering memancing permusuhan sehingga pemuda sering saling bermusuhan walaupun juga sering dikabarkan adanya sms yang sengaja dikirim untuk memprovokasi. Kasus konflik sosial jelas bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Kasus konflik sosial dan tawuran pemuda sering terjadi di beberapa wilayah justru akibat salah menafsirkan berita yang ditulis di media sosial.

Jika penguasa (Pemerintah), pengusaha (enterpreneur)  dan stakeholder terkait tidak mampu menciptakan pendidikan dan pelatihan dan juga lapangan kerja yang layak bagi pemuda-pemuda yang potensial, maka jargon sumpah pemudah kemungkinan akan berubah menjadi jargon sampah pemuda. Jika tidak tersedianya lapangan kerja yang layak, bebrgai masalah sosial akan timbul seperti salah satunya adalah kasus pengangguran sebab ditengarai terjadinya kasus pengangguran akan berpotensi menimbulkan potensi masalah sosial yg lebih berbahaya seperti kasus konflik sosial dan berbagai macam tindakan kriminal lainnya. 

Untuk menyalurkan bakat dan keterampilan pemuda, pemerintah harus menciptakan dua macam lapangan untuk pemuda yaitu lapangan kerja dan lapangan olahraga. Lapangan kerja yang layak bisa menjamin masa depan pemuda sehingga mereka bisa hidup tenang dan damai serta mampu berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa. Tersedianya Lapangan olahraga yang baik bisa menyalurkan bakat dan potensi pemuda sehingga bisa memperat tali silaturahmi dan persatuan antara pemuda. Olahraga prestasi dan olahraga rekreasi bisa mencegah terjadinya konflik sosial dan berbagai macam aksi kerusuhan sosial. Dan tentu yang lebih penting lagi melalui olahraga bisa menyalurkan bakat pemuda agar prestasi olahraga di Indonesia akan meningkat.

Seandainya bangsa Indonesia bisa mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari, mungkin masalah konflik sosial, kasus intoleransi dan tindakan diskriminasi di negeri ini akan dapat diatasi tanpa mnegluarkan enersi, waktu yang banyak serta menghambur-hamburkan anggaran yang luar biasa besarnya untuk mengatasi masalah konflik sosial yang sering terjadi di beberapa wilayah di tanah yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 

Selamat Memperingati Hari Sumpah Pemuda. 

Jayalah Indonesiaku !

Bravo Pemuda Indonesia