Minggu, 12 Februari 2017

SAATNYA UMAT MELAKUKAN TABAYYUN DAN BERMUHASABAH
Oleh: Mochtar Marhum
Tidak terasa kita telah memasuki hari ke tujuh di bulan Januari 2017. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat.
Ada ungkapan menyebutkan "Januari menatap kosong,betapa jauhnya kamu Desember (2017) terhalang begitu banyak bulan. Jawab Desember, aku dekat ko tepat di belakangmu (2016).
Di Era Teknologi informasI, media sosi menjadi andalan Netizen untuk mengakses dan sekaligus menyebarkan berita.
Ada banyak berita yang benar dan dapat dipercaya di media sosial dan bisa dijadikan inspirasi dan motivasi untuk berkarya.
Namun, seiring dengan bergulirnya agenda Demokrasi Prosedural dan politik praktis, tentu tak dapat disangkal bahwa ada begitu banyak berita dan informasi yg tidak benar atau Hoax menjadi viral dan beredar luas tanpa kendali dan digunakan sebagai instrument propaganda bahkan oleh kawan politik untuk menjatuhkan lawan politik.
Berita Hoax yang telah menjadi viral di media sosial dijadikan sebagai instrumen propaganda politik dan sekaligus media penyebaran kebencian (hatred) kepada individu dan kelompok, etnis atau agama tertentu yg tidak disenangi.
Kritikan itu beda jauh maknanya dengan fitnah. Kritikan sangat dibutuhkan agar supaya selalu ada kontrol sosial sehingga selalu berada di jalan yang benar. Fitnah dan penghinaan justru akan memecah belah persatuan selalu bisa membunuh karakter orang lain (Character assasination).
Sudah saatnya selalu bermuhasbah dan melakukan Tabayyun sebelum menyebarluaskan informasi dan berita yg diperoleh karena jika tidak, tentu akan merugikan orang lain dan juga kemungkinan akan merugikan diri kita sendiri.
Dalam Alquran Surah Al-Hujurat ayat 6, disebutkan:
Holy Quran 49:6
------------------
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Dan demikian juga dalam Surah Al Maidah ayat 8 disebutkan:
QS AL MAIDAH 8
كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿٨﴾؅
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Bangsa yang maju dalam peradabannya kini diindikasikan dengan bangsa yang berhasil membangun sektor pendidikan termasuk pengembangan peradaban sains, teknologi dan pendidikan karakter termasuk menghormati nilai-nilai spiritual dan menghargai perbedaan termasuk perbedaan keyakinan (Interfaith).
Dalam dunia pendidikan di negara-negara yang peradabannya maju, keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking) dalam memahami dan mengolah informasi melalui bacaan dan tulisan selalu diajarkan dan diterapkan secara konsisten.
Sikap refleksi dan inteospeksi serta evaluasi diri juga harus diperhatikan baik dalam konteks dunia pendidikan formal, informal dan bahkan juga konteks pendidikan nonformal.
Dalam Islam umatnya diajarkan untuk selalu melakukan Tabayyun dan bermuhasabah demi kebaikan dan masa depan umat.
Namu, tak dapat dipungkiri bahwa sering pula ada yang mengabaikannya akibat polarisasi kepentingan politik praktis yang sering mengabaikan nilai religi, kultural dan nilai spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar