Selasa, 21 Februari 2017

PEMILUKADA DKI JAKARTA DAN SIKAP PASLON NOMOR SATU YANG JADI FENOMENAL


Oleh Mochtar Marhum
Pemandangan kontras dapat terlihat liwat media pasca Pemelihan Kepala Pemerintahan (Pemilihan Kepala Daerah atau Kepala Pemerintahan). Ada suasana yang damai dan tetap harmonis tapi terkadang juga ada suasana Chaos dan tegang.
Di negara-negara Demokrasi pasca pemilihana (Election), pasangan calon dan pendukungnya akan bersikap positif dan mendukung hasil pemilihan. Dan kelompok yang tidak puas akan menghormati hukum dan menempuh jalur hukum. Namun sebaliknya di negara gagal (failed states) justru yang terjadi pasca pemilihan adalah tindakan anarkis dan konflik kekerasan.
Di negara-negara Demokrasi dan di masyarakat yang terbuka (Opened Society) pasca pemilihana kepala pemerintahan, sudah lazim terlihat yang kalah biasanya mengucapkan selamat kepada pemenang dan menyampaikan pidato kekalahan dan yang menang menyampaikan pidato kemenangan dan mengucapkan maaf dan terima kasih kepada paslon yang kalah dan kepada seluruh masyarakat yang mendukung suksesnya pemilihan (Election). Sangat sering terlihat suasana yang sejuk dan harmonis.
Dari 101 daerah yang melaksanakan Pemilukada pada tanggal 15 Februari, mungkin hanya Pemikukada DKI Jakarta yang mendapat perhatian dan tanggapan serius dari masyarakat di Indonesia bahkan sampai di luar negeri. Suasana tegang dan mobilisasi masa juga sempat mewarnai Pilkada DKI.
Isu SARA yang diharamkan oleh pemerintah justru tak dapa dihentikan bahkan sempat meramaikan suasana jelang kampanye. Berita Hoax dan info palsu juga hampir setiap saat menghiasi media sosial yang disebarkan melalui media abal-abal. Tidak sedikit pemimpin yang jadi korban fitnah berita Hoax. Dan banyak pula pengguna media sosial yang jadi korban karena percaya dengan berita Hoax.
Pemilukada yang sukses mengantarkan Paslon Nomor urut 2 dan Nomor urut 3 ke putaran kedua yang Insya Allah akan diselenggarkan bulan April, terhitung sukses terselenggara dengan baik walaupun sejumlah media melaporkan bahwa diduga telah terdapat beberapa keganjilan selama berlangsungnya masa kampanya dan saat hari H Pemilukada.
Paslon Agus-Silvy gagal di putaran pertama tapi Paslon Nomor urut satu tersebut justru mendapat simpatik dan tanggapan yang positif oleh masa dari berbagai kalangan bahkan termasuk dari kelompok pendukung Paslon lain yang sukses masuk putaran kedua.
Sikap Agus patut menjadi contoh bagi setiap kandidat yang mengikuti konstetasi Pemilukada. Sikap seperti Agus banyak dimilki dan dipraktekkan di negara-negara Champion Demokrasi.
Sebaiknya kita harus mengapresiasi dan salut terhadap sikap Agus yg secara sudi mau menelpon dan mengucapkan Selamat dan sukses kepada Paslon yang masuk putaran kedua.
Salut buat sikap Agus yang sangat Demokratis melakukan konferensi Pers dan menyampaikan pidato kekalahan yang cukup komprehensif dan sangat inspiratif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar