Minggu, 12 Februari 2017

BADAI MEDIA SOSIAL MELANDA DUNIA MAYA


Oleh: Mochtar Marhum
Badai media sosial yang melanda Indonesia membuat kita terkadang merasa galau akan masa depan negeri ini. Sebab ada begitu benyak berita dan gambar yg terus mencoba mempengaruhi masyarakat agar percaya dengan suatu berita atau gambar yang tujuannya tidak lain untuk menanamkan kebencian pada kelompok tertentu.
Akhir-akhir ini bagitu banyak pengguna media sosial yang hampir setiap hari kerjanya hanya ingin mempengaruhi masyarakat agar turut menyebaluaskan berita dan gambar yg mengandung ujaran kebencian dan fitnah. Perbuatan seperti itu bukanlah merupakan sikap warga negara yg terpuji apalagi status seseorang tersebut adalah penyelenggara negara (PNS/ASN,m dan Pejabat Publik) sungguh sangat ironis.
Mengkritik pemerintah dalam era Demokrasi itu wajib dan bahkan diatur dalam Undang-undang. Kritikan yang konstruktif dan produktif itu bagus asal didukung oleh data dan fakta yg benar dilapangan dan tentu sumbernya berasal dari media mainstream yg selalu tunduk pada UU Pers dan kode etik jurnalistik.
Berita dan gambar yang disebarkan luaskan sebaiknya tidak hanya selalu mengandalkan media abal-abal dan surat terbuka yg mungkin bukan merupakan produk jurnalistik. Media abal-abal termasuk blog kebanyakan berafialiasi dengan kelompok partisan dan kelompok sektarian tertentu yg punya agenda politik tertentu pula dan punya agenda tersembunyi yang mungkin juga termasuk untuk menjatuhkan lawan politik mereka.
Media abal-abal sangat sering melabrak aturan dan UU pers yg berlaku serta serta jarang mentaati kode etik jurnalistik. Content beritanya cederung menebar kebencian dan hasutan yang sangat provokatif dan agitatif mengajak masyarakat untuk tidak percaya pada pembuat kebijakan dan pengambil keputusan.
Kritikan yang produkti dan inovatif kepada pemerintah itu sangat dibutuhkan agar pemerintah selalu berjalan di jalan yang benar (Always on the right track) dan sehingga roda pemerintahan tidak akan mengalami kegagalan yg bisa menyebabkan keterpurukan.
Ada banyak berita yang benar di media sosial dan bermamfaat buat pembacanya dan tentu patut disebar-luaska (share).
Namun, akhir-akhir ini tentu tdk dapat dipungkiri lagi bahwa ada begitu banyak pula berita yg tidak benar (Hoax) atau mungkin diragukan kebenaran dan kita sering tdk menyadarinya bahwa itu hanyalah sebagai alat propaganda utk tujuan politik kelompok tertentu.
Terkadang si penerima berita itu mungkin belum menyadari bahwa itu hanyalah berita yg tdk akurat dgn data dan fakta yg diragukan kebenarannya tapi karena sudah terpengaruh oleh gerakan cuci otak (Brainwash movement) sehingga terus ikut menyebarluaskan berita tersebut ke khalayak ramai pengguna media sosial.
Mereka mungkin belum menyadari bahwa ada banyak berita yg bertujuan untuk menanamkan kebencian dan ingin menjatuhkan karakter lawan politik tertentu (Charater assasination) dengan tujuan agenda politik tersembunyi oleh sponsor untuk menjatuhkan reputasi lawan politik dan agar dengan mudah mampu merebut kekuasaan politik dengan cara rasional konstitusional liwat demokrasi prosedural.
Ingat politik itu terkadang dianggap kotor dan licik (Politics is immoral) sehingga segala cara bisa ditempuh untuk mempengaruhi opini publik dan upaya memaksakan kehendak.
Penulis: Akademisi dan Pegiat Media Sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar