Minggu, 15 Juli 2012

KISAH IRAK, INVASI AMERIKA DAN SEKUTUNYA DAN PELAJARAN BERHARGA DARI REZIM DIKTATOR TIMUR TENGAH

Kisah yang diceritakan dari artikel seorang teman jurnalis melalui diskusi di mailing list Kahmi menginspirasi saya menulis artikel inisangat menarik.  Saya mengikuti berita dan perkembangan perang teluk pasca invasi dan aneksasi Rezim Sadam ke negara tetangganya yang kaya minyak, Kuwait melalui berbagai sumber di media asing berbahasa Inggris. Dan juga saya menyaksikan serangan Amerika dan sekutunya ke Irak dengan alasan bahwa Sadam Husain memiliki senjata pembunuh massal (Weapon of Mass Destruction) dan Sadam juga dituduh memeliki hubungan dekat dengan kelompok Islam garis keras (hardliners) termasuk kelompok AlQaeda, pemimpinnya Osama Bin Laden.

Namun, semua tuduhan yang pernah ditujukan ke Sadam belakangan ternyata tidak terbukti dan justru presitiwa aneh dan tragis karena belum lama diberitakan bahwa tuduhan Rezim Sadam Hussein memilki senjata pembunuh massal, seorang pakar Senjata pemusnah masal asal Inggris yag terlibat dalam proses dugaan dugaan adanya senjata pemusnah masal, ditemukan tewas secara mendadak di dekat kota London dan berita kematian itu ramai dilaporkan oleh berbagai media asing. Setelah dokumen laporan bahwa Sadam memiliki senjata pembunuh massal ternyata tidak terbukti sempat membuat malu Rezim Bush dan Blair ketika itu. 

Jelang ultimatum serangan Amerika dan sekutunya ke Irak, protes menentang serangan tersebut marak di seluruh dunia tidak hanya di negara-negara Timur-Tengah, Asia, Afrika dan Amerika Latin tapi juga di negara-negara sekutu Barat di Eropa, Amerika, Australia dan New zealand. Saya kebenaran sementara studi Pascasarajana di Australia ketika itu dan bersama teman-teman aktivis mahasiswa sempat mengikuti Demonstrasi damai Anti-perng Irak di Australia rally menuju gedung Parlement.  

Regime Bush menyerang Irak dengan alasan Regime Sadam mengancam keselamatan dunia dan terutama kepentingan Pemerintahan Amerika di Luar Negeri karena Rezim Saddam terus dituduh telah memiliki Senjata pemusnah Massal danjuga  bersahabat dekat dengan kelompok ekstrimist Islam. Niat Regime Bush untuk menyerang Irak tidak mendapat legitimasi dari Dewan Keamanan PBB. Namun akhirnya karena sudah merasa geram ingin menyerang Irak sehingga Bush akhirnya menggunakan Doktrin Pre-emptive strike (menyerang musuh atau lawan sebelum musuh menyerang. Tidak mendaptkan mandat dari Badan Keamanan PBB akhirnya Amerika dan sekutunya kemudian menyerang Irak menggunakan keputusan sepihak yang dikenal dengan jargon Unilateral militery Action. 

Keputusan Amerika menyerang Irak dikecam oleh banyak negara terutama negara-negara oposisi Barat dan sekutunya seperti Negara-negara Sosialis-komunis dan sekutunya (China, Rusia, Quba dan beberapa negara Amerika Latin serta negara-negara Sosialis Islamis sperti Iran, Syria dan Lybia) sedangkan negara-negara Liga Arab yang moderat dan punya relasi bisnis dengan Amerika terbagi, ada mendukung serangan tsb dan ada yang mengecam dan ada juga yang diam serta abstain dalam konteks terminologi dukungan. 

Saya sepakat dengan pendapat Mr. Ali Alatas Mantan Menlu RI yang menyatakan bahwa keputusan Amerika menyerang Irak adalah keputusan yang gegabah karena kan akhirnya Parlemen Ingris dan Kongres Amerika melakukan hearing dan meminta pertanggung jawaban Bush dan Blair setelah pressure keras dan kecaman bertubi-tubi datang dari berbagai belahan dunia dan mengkritisi bahwa serangan terhadap Irak adalah ilegal. Dokumen (Dowsier) yang menyatakan bahwa Sadam memiliki senjata pemusnah Massal ternyata tidak terbukti sehingga membuat malu rakyat dan pemerintah Inggris dan Amerika.

Sebagai presiden, Saddam menciptakan pemerintahan yang otoriter dan mempertahankan kekuasaannya melalui Perang Iran-Irak (1980–1988) dan Perang Teluk (1991). Kedua perang itu menyebabkan penurunan drastis standar hidup dan hak asasi manusia. Pemerintahan Saddam menindas gerakan-gerakan yang dianggapnya mengancam, khususnya gerakan yang muncul dari kelompok-kelompok etnis atau keagamaan yang memperjuangan kemerdekaan atau pemerintahan otonom. Sementara ia dianggap sebagai pahlawan yang populer di antara banyak bangsa Arab karena berani menantang Israel danAmerika Serikat, sebagian orang di dunia internasional tetap memandang Saddam dengan perasaan curiga, khususnya setelah Perang Teluk 1991 (http://id.wikipedia.org/wiki/Saddam_Hussein).

Sadam adalah pemimpin Diktator yang sangat Otoriter dari background keluarga biasa di Tikrit. Sadam adalah seorang yang ulet dan pemberani. Dia termasuk pemimpin di negara Arab yang berani dan sering membangkang melawan kenbijakan PBB, AMerika dan sekutunya.Oleh pemimpin barat dia dituduh sebagai pemimpin yang memiliki kelainan jiwa dan sangat kejam.Dan Rezim pemrintahan Sadam dituduh sebgai Rezim Poros Setan (Axis of Evil). Sebagai pemimpin Irak dan ketua Partai Ba'ath, ia mengambil kebijakan pan-Arabisme sekuler, modernisasi ekonomi, dan sosialisme Arab. Di bawa partai Baath (Aliran Sosialis-Islamis satu aliran dengan Partai Bath Syria) Sadam memimpin Irak dengan menggunakan system pemerintahan mirip monarki Aboslut dan dia memerintah bak Raja yang berada di atas Hukum (The King is Above the Law) dan Sadam ingin berkuasa seumur hidup. Anak-anak Sadam juga sangat kejam. 

Sadam selalu menghukum mati lawan-lawan politiknya atau siapa saja yang bersebrangan dengan kebijakannya melalui penculikan dan pembunuhan yang sadis atau ponish tanpa melalui sidang pengadilan. Pemandangan yang paling tragis adalah ketika Sadam menyuruh pasukannya mebunuh suku Kurdi di Bahagian Utara Irak karna dituduh ingin memberontak. Ribuan orang tak bersalah (anak-anak, ibu-ibu dan orang tua tewas seketika ketika gas beracun yang ditembakkan sampai terhirup oleh warga Kurdi ketika itu. Anak-anak Sadam juga sangat kejam dan Sadis. Misalnya anak-anaknya tidak segan-segan menyiksa semua anggota tim sepak bola Irak jika kalah bertanding di Luar negeri dan pulangnya mereka di penjara dan disiksa. Demikian juga anak-anaknya yang playboy suka gonta-ganti pacar dan jika ada wanita yang mereka sudah tidak suka akan disiksa dan diturunkan dipinggir jalan seperti wanita korban perkosaan. Jadi semua perbuatan Sadam dan keluarganya sangat tidak Islami dan tentu tidak patut dicontohi terutama bagi yang menghormati nilai-nilai agama, pancasila dan Demokrasi. Regime Sadam kini telah tiada dan keluarganya juga berantakan. 

Anak-anaknya mati ditangan tentara sekutu karena melawan dan Sadam Sendiri ditangkap oleh tentara sekutu di Bunker lubang persembunyian di kampung halamannya di Tikrit. Penangkapan itu sungguh sangat memalukan dan hina sama seperti penangkapan Almarhum Ghadafi eks presiden Libya. Cuman bedanya Ghadafi ditangkap oleh pasukan oposisi (rakyat libya) dan di jalanan dibantu oleh Nato dan di Jalanan juga Ghadafi dihabisi oleh rakyat dengan sangat tragis dan kejam tanpa prikemanusian. Sadam akhirnya dihukum mati (dihukum gantung) atas tuduhan kejahatan perang (War Crime). Putri presiden Ghadafi, Aisya pengacara Kondang ketika itu sempat jadi pengacara Sadam.

Dapat dipahami terkadang karna Kedekatan Emosional religious dan ras sehingga mungkin banyak yang berusaha mati-matian membela Rezim-rezim diktator walaupun mereka selalu jolim kepada rakyatnya. Dibandingkan dengan rezim-rezim terdahulu di Indonesia mungkin track record pelanggaran HAM agak beda. Namun, dari semua sejarah kelam invasi dan aneksasi serta perang terhadap Rezim otoriter yang kejam oleh negara-negara sekutu di bawa bendera Coalition of the willing yang dipimpin oleh Amerika, inggris dan sekutunya merupakan catatan hitam Sejarah yang berguna sebagai pelajaran berharga dan pengalaman penting untuk tidak mengulangi perbuatan melanggar hukum dan arogansi kekuasaan. 

Salam Perubahan
Mochtar Marhum
Academic, Peace Activiest
Konsen dgn masalah dan Isu Sosial Humaniora

Tidak ada komentar:

Posting Komentar