Jumat, 30 Maret 2018

TIPOLOGI MASYARAKAT INDONESIA ZAMAN NOW, ANTARA OPTIMISME DAN PESIMISME


Oleh Mochtar Marhum
Dapat diteropong cukup jelas di media sosial terdapat dua tipologi masyarakat Indonesia yang konsern dgn isu-isu politik-ekonomi jelang tahun politik. Yaitu kelompok masyarakat yang Optimis dan Kelompok masyarakat yang Pesimis.
Kelompok yang pertama punya karakter yaitu suka berpandangan positif dan optimis, selalu menatap masa depan Indonesia yg cerah dengan penuh optimisme walaupun juga selalu terbuka mengakui kelemahan dan kekurangan pemerintah. Suka mendukung kebijakan pemerintah yang pro-pembangunan, mengapresiasi kinerja dan prestasi pemerintah.
Kelompok masyarakat yg pertama ini tidak penakut walaupun sering ditakut-takuti akan ancaman dan kegagalan.
Tipologi yg pertama ini punya pandangan yang terbuka (Inklusif) dan toleran serta selalu mengandalkan nalar dan suka berfikir rasional dan terbuka.
Tipologi yg kedua kelihatan suka pesimis dan berani berspekulasi dan memperkirakan bahwa masa depan Indonesia bisa bubar atau punah berdasarkan cerita fiksi dan menurut pendapat dan ramalan orang asing.
Mereka juga percaya Bahwa komunis akan bangkit kembali walaupun kenyataan PKI di Indonesia telah dibubarkan sejak tahun 1966 dan PKI telah lama dilarang di Indonesia yaitu sejak tahun 1965 sampai sekaran melalui Tap MPR No. 25 thn 1965. Mereka keliahatan sangat sering berusaha mengingatkan dan meyakinkan masyarakat akan bahaya bangkitnya PKI.
Kelompok yang kedua juga merupakan kelompok yang bersebrangan dengan pemerintah dan masuk kategori kelompok oposisi. Mereka sangat sering mengkritisi kebijakan pemerintah. Namun, dari sejumlah keritikan pada pemerintah sering dianggap tidak punya dasar dan sebagian tidak didukung oleh data yang faktual dan empiris. Argumentasi mereka bahkan sering kurang berimbang, simplistik dan bias. Apresiasi terhadap kinerja dan preatasi pemerintah sangat minim.
Namun, kenyataan lebih lugas dalam konteks Global, ideologi Komunis sebenarnya mulai runtuh dan tidak favorit lagi pasca runtuhnya Uni Soviet dan bubarnya Jerman timur dikuti bubarnya beberapa negara Komunis di Eropa Timur serta tenggelamnya Blok Fakta Warsawa. Sejumlah pakar bahkan pernah menyebutkan bahwa komunisme sebagian besar telah mati dimangsa Kapitalisme.
Negara raksasa ekonomi terbesar ke-dua di dunia, RRC saat ini justru kelihatan lebih serius dan tertarik mengurus bidang ekonomi dan bisnis ketimbang merawat ideologi komunis yg mulai kurang compatible di Zaman Now.
Tipologi kelompok yang kedua ini juga mendukung ramalan bahaya akan bubarnya NKRI. Dan mereka bahkan memberikan contoh tapi sangat simplistik dan kontroversial serta tentu konteks beda jauh. Mereka mengatakan bahwa Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya dulu juga pernah ada di nusantara tapi akhirnya bisa bubar.
Lanjut mereka katakan bahwa tidak menutup kemungkinan Indonesia juga bisa bubar. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa konteksnya jauh beda karena sistem pemerintahan yang paling tua di dunia itu secara perlahan tapi pasti mulai pudar daya tarik sistem pemerintahannya dan tentu ikut punah walaupun tidak semua tapi majoritas bentuk pemerintahan kerajaan Mornarki Absolut di dunia makin tidak diminati dan bahkan dalam beberapa kasus sejarah mencatatat beberapa kerajaan yang pernah ada di Timur Tengah juga akhirnya bubar dan ganti casing menyusul terjadinya kudeta pemerintahan kerajaan seperti yang pernah terjadi di Libya, Mesir dan beberapa negara kerajaan di Afrika.
Fakta sejarah membuktikan sejak lahirnya faham Demokrasi dan pasca Revolusi Francis serta berakhirnya perang dunia kedua, banyak terbentuk negara bangsa (Nation State), banyak negara bekas jajahan Kolonial Eropa Barat merdeka dan bangkit jadi negara bangsa (Nation State). Demikian juga bentuk Pemerintahan Khilafah Islamiah yang pernah menguasai wilayah yang cukup luas mulai dari sebahagian belahan wilayah Bumi Bagian Utara di Eropa Barat sampai di Wilayah Jazirah Arab di Afrika, Timur Tengah dan Asia Barat akhirnya berkahir dan bubar di abad ke 19.
Terlalu jauh menatap ke sejarah masa lalu melihat bubarnya dua kerajaan raksasa Majapahit dan Sriwijaya yang pernah lama menguasai nusantara dan sampai wilayah Asia Tenggara. Bubar dan runtuhnya sistem kerajaan akhirnya bisa juga kita saksikan pasca kemerdekaan Indonesia yang mana akhirnya sejumlah kerajaan-kerajaan di Indonesia dan bahkan di Sulawesi sendiri secara perlahan tapi pasti telah bubar ditelan oleh zaman dan kemudian ditransformasi menjadi bentuk sistem pemerintah demokrasi.
Dalam Konteks Global secara perlahan-lahan tapi pasti sejumlah negara yang berbentuk kerajaan Monarki Absoslut ada yang bubar dan ganti casing menjadi negara Monarki Konstitusional yang lebih demokratis dan bahkan ada yang yang berubah jadi Republik.
Pendapat dan statemen tentang ramalan akan bangkitnya partai komunis di Indonesia dan ramalan akan bubarnya Indonesia menjadikan polemik yang ramai diperbincangkan di media sosial dalam beberapa hari terkahir ini. Dan ramalan dan prediksi tersebut ada yang tidak didasarkan pada kajian empiris yang mendalam tapi lebih hanya mengandalkan cerita fiksi dan mengandalkan data sekunder serta pendapat dari beberapa pakar asing.
Ramalan bubarnya NKRI tahun 2030 oleh Prabowo, yang sumbernya konon muncul dari inspirasi cerita fiksi novel berjudul Ghost Fleet yang ditulis oleh dua orang Amerika yaitu PW Singer dan Augusta Cole. Dan akhirnya ramalan tersebut juga terbantahkan dengan muncul laporan hasil kajian dari lembaga Think Thank luar negeri. Perusahaan jasa professional, Price Water Cooperhouse baru saja mengeluarkan prediksinya soal negara dengan perekonomian terkuat pada tahun 2030 mendatang dan Indonesia menempati urutan ke 5 dunia mengungguli Saudi Arabia dan Jerman.
Namun, sebaiknya pula masyarakat harus selalu waspada karena peluang ancama mungkin bisa saja sewaktu-waktu ada dan bisa jadi kenyataan. Harus tetap merawat persatuan dan kesatuan. Mungkin jauh lebih baik wasapada dari pada terlena. Namun, jangan pernah takut jika ada yang menakut-nakuti tanpa alasan dan bukti yang rasional.
Lebih baik selalu optimis dari pada tunduk pada pesimisme dan apalagi kalau pesimisme itu ditimbulkan oleh alasan politik yang irasional, delusional dan imajinatif.
Selamat menikmati weekend yang indah "Happy Saturday"
Penulis: Akademisi UNTAD dan Kolumnis Independen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar