Jumat, 30 Maret 2018

PERBEDAAN ANTARA FIKSI (NON-ILMIAH) DAN NON-FIKSI (ILMIAH)


(Catatan Pendekku di Hari Selasa)
Oleh Mochtar Marhum
Cerita Fiksi atau Karangan Fiksi adalah karya sastra yang ditulis oleh pengarangnya berdasarkan khayalan, imajinasi dan angan-angan. Dan biasa juga cerita karangan fiksi tersebut ditulis berdasarkan pengalaman pengarang (Penulis) tapi tidak dikategorikan sebagai karya ilmiah karena bukan ditulis berdasarkan data ilmiah yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah baik itu pendekatan Kuantitatif (Quantitative Approach) maupun melalui pendekatan Qualitative (Qualitative Approach). Novel dan Cerpen (Cerita Pendek) merupakan dua karya sastra yang masuk kategori fiksi.
Karya tulis Non-fiksi adalah Karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam keidupan kita sehari-hari. Tulisan nonfiksi biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan sebagainya.
Karya fiksi ditulis tidak berdasarkan pendekatan ilmiah hanya berdasarkan daya imajinasi dan daya khayalan. Jadi karya tulis fiksi adalah karya tulis yang non-ilmiah.
Berdasarkan daya khayalan dan imajinasi, karya fiksi bisa digunakan untuk meramal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang misalnya ramalan akan bubarnya Suatu negara Republik Mimpi.
Karya nonfiksi ditulis berdasarkan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Dan secara garis besar pendekatan ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut, pedekatan Qualitative bersifat natural, mengandalkan kata-kata dan interpretasi, menggunakan triangulasi (Triangulation) dan berorientasi process (Process Oriented). Sebaliknya Pendekatan Quantitative mengandalkan angka-angka, data statistik (Numerical Data). Pendekatan Quantitative menggunakan hypotesa dan menganalisa variable. Pendekatan Quantitative berorientasi produk (Product Oriented). Semua pendekatan ilmiah didasarkan pada fakta empiris (empirical data) atau evidence based (Bukti Nyata Suatu Kebenaran).
Hasil karya sastra atau karya tulis yang dalam bentuk FIKSI (Non-Ilmiah) bisa digunakan untuk ramalan sedangkan karya tulis dalam bentuk Non-Fiksi bisa digunakan sebagai instrumen untuk prediksi atau projeksi sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang?.
Sebagai orang yang pernah mengecap pendidikan formal atau terdidik pasti mengakui pendekatan ilmiah seperti yang lazimnya dilakukan pendidik (Dosen, Peneliti, Perencana, Mahasiswa, Guru dan Siswa).
Sebagai masyarakat umum dan masyarakat awam kita juga sering mendengar pendekatan non-ilmiah yang lazim dikerjakan oleh Peramal seperti Mama Lemon, Mama Apel....ups...maaf keliru maksudnya Mama Laurens (Alamarhuma).
Penulis: Kolumnis Independent dan Akademisi UNTAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar