Rabu, 10 Oktober 2018

TRAGEDI GEMPA DAN TSUNAMI MENGHANTAM KOTA PALU DAN WILAYAH SEKITARNYA


(Palu, 1 Oktober 2018)
Oleh Mochtar Marhum
Alhamdulillah kami sekeluarga selamat dari bencana Gempa dan Tsunami yg Maha Dasyat Menghantam Kota Palu dan Wilayah Sekitarnya.
Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun, turut berduka cita dan menghaturkan belasungkawa yang dalam atas wafatnya warga kota Palu dan wilayah sekitarnya akibat musibah bencana Gempa dan Tsunami yang super dasyat.
Kisah sedih di hari itu, Jumat tanggal 28 September 2018 pukul 18:02 WIT. Hari yang tidak akan pernah terlupakan oleh masyarakat kota Palu dan daerah sekitarnya yang terdampak Gempa dan Tsunami.
Bencana alam yang super dasyat tersebut disusul Tsunami dengan ketinggian gelombang air laut sekitar 10 Meter hingga 15 Meter menyapu bersih wilayah pesisir pantai kota Palu dan sekitarnya.
Menurut laporan awal BMKG yang beredar viral di media sosial Gempa Magnitude 7,7 Skala Richter yang kemudian diralat jadi 7,4 Skala Richter Lokasi Gempa berada sekitar 0.18 Lintang Selatan (LS), 119.85 Bujur Timur, 27 km arah Timur Laut DONGGALA-SULAWESI TENGAH, Kedalaman: 10 Km, Gempa Tektoknik itu telah menimbulkan TSUNAMI yang sangat dasyat dan berdampak fatal pada wilayah sekitar Pantai Barat.
Saat itu bertepatan dengan suara Azan Di Masjid tiba-tiba gemuruh dan getaran yang sangat dasyat mengguncang Bumi Tadulako Palu dan wilayah sekitarnya termasuk Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi.
Masyarakat berhamburan keluar rumah berusaha menyelamatkan dirinya masing-masing seiring terdengar teriakan jargon religi keluar dari mulut masing-masing.
Dan tiba-tiba lampu padam total dan semua jaringan koneksi telpon terputus sehingga komunikasi liwat jaringan internet otomatis terputus sehingga komunikasi dengan dunia luar lumpuh total.
Pasca getaran yang sangat dasyat itu, masyarakat mengungsi ke tanah lapang yang aman jauh dari ancaman reruntuhan puing-puing bangunan dan pepohonan yang berpotensi menimpa kepala anggota tubuh.
Bencana Alam yang maha dasyat itu menimbulkan ribuan korban jiwa dan juga diperkirakan mengakibatkan kerugian materi miliaran rupiah. Getaran yang maha dasyat itu menghantam seluruh wilayah kota Palu dan sekitarnya.
Dua lokasi Gempa yang mengalami dampak serius yang sangat mematikan dan merusak terjadi di daerah sekitar Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan dan Kompleks Perumnas Kelurahan Balaroa Kecanatan Palu Barat.
Menurut saksi mata di kedua wilayah yang terdampak serius saat terjadinya Gempa, rumah terguncang dan terasa tanah turun dan menggulung bangunan rumah penduduk disekitar lokasi gempa. Sebagian bangunan masuk kedalam dan kemudian terhimpit tanah dan sebagian naik ke atas dan lokasi itu menjadi bukit-bukit dan gundukan tanah yang bergelombang. Disaat bersama terdengar suara minta tolong dan suara takbir serta suara-suara jargon religi dan pada saat bersama hari mulai gelap.
Pemandangan yang sangat unik dan memilukan menurut ketua PMI Kabupaten Sigi, ada satu desa di kecamatan Marawola yang tanahnya bergerak berpindah sekitar 1 Km dari lokasi semula
Laporan terkahir dari sejumlah media mainstream kemarin malam korban jiwa terdaftar ada sekitar 900 jiwa lebih dan diperkirakan laporan korban jiwa akan terus meningkat dan mungkin akan mencapai angka ribuan karena masih ada beberapa lokasi terdampak serius yang belum sempat dilakukan proses evakuasi akibat keterbatasan peralatan dan sumber daya petugas dan relawan bencana.
Hari pertama pasca gempa, pemandangan yang sangat memilukan dan menyedihkan terlihat di lokasi yang terdampak Gempa dan Tsunami. Sejumlah mayat dan bangkai kendaraan serta rongsokkan puing-puing material bangunan terlihat jelas terbujur di sekitar wilayah pantai.
Keluarga korban dan sejumlah relawan terlihat bekerja ekstra memungut satu persatu jenazah korban gempa di daerah sekitar wilayah terdampak. Kemudian satu persatu jenazah korban gempa diangkat dari sekitar tumpukkan puing-puing bangunan dan rongsokkan sampah dan kemudian untuk sementata diletakkan terbujur kaku disepanjai Pantai Talise Kota Palu sambil menunggu petugas tim evakuasi. Kebanyak anggota tubuh korban gempa kelihatan bengkak-bengkak dan bahkan ada yang sulit dikenali identitasnya.
Pada hari Jumat tanggal 28 Sepember 2018 sebelum terjadinya gempa terlihat masyarakat berkumpul di sekitar wilayah pantai Talise Kota Palu dan kebetulan malam itu merupakan jadwal pembukaan Festival Budaya Tahunan Kota Palu.
Ada banyak penonton yang mulai berdatangan terlihat pula panitia dan peserta festival mulai hadir di lokasi festival. Beberapa pejabat pemerintahan daerah, petugas keamanan dan sejumlah pedagang jajanan hadir di lokasi sekitar festival. Sesaat kemudian terjadi gempa maha dasyat, semua pada panik dan berhamburan berusaha menyelamatkan diri.
Beberapa saat kemudian sejumlah orang yang berada di sekitar pantai melihat dari kejauhan ombak besar menggunung menuju arah pantai Sekita itu masyarakat berhamburan menyelamatkan diri masing-masing tapi ada juga yang bernasib malang dan belum sempat menyelamatkan diri ketika ombak Tsunami menerjang bibir pantai dan menyapu bersih semua yang berada di lokasi tersebut.
Pasca gempa terlihat bangunan rumah, perkantoran dan hotel-hotel yang rusak berat. Hotel Roa Roa yang terletak di Kelurahan Maesa dan memiliki 9 lantai dan ratusan kamar, bangunannya runtuh total tak ada satupun bangunannya yang utuh.
Hotel itu dibangun 4 tahun lalu Di hotel itu lagi menginap sekitar 70 orang Atlit Paralayang dari luar kota Palu dan juga bahkan ada tamu dari luar negeri Diperkirakan ada sekitar lebih saratus orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan hotel tersebut dan belum sempat dievakuasi sampai hari pertama pasca gempa. Saksi mata menuturkan bahwa terdengar suara jeritan minta tolong dari reruntuhan bangunan.
Hotel The Syah yang terletak di Jl. Sisinga Mangaraja dan beru diresmikan tahun lalu dan tercatat salah satu hotel paling laris di Kota Palu juga mengalami kerusakan yang sangat serius. Banyak puing-puing reruntuhan dari bangunan hotel tersebut. Hotel tersebut nyaris runtuh. Diperkirakan banyak tamu hotel yang terjebak di dalamnya dan diperkirakan terdapat korban jiwa dan luka-luka parah.
Hotel Mercure yang terletak di tepi pantai menghadap arah utara juga mengalami kerusakan berat. Terlihat puing-puing menumpuk di depan dan di dalam hotel. Beberapa bangkai kendaraan roda empat bersusun dan menumpuk di depan tembok hotel yang paling mewah dan megah di kota Palu. Hotel yang indah dan juga paling laris dan favorit tersebut juga belum lama diresmikan.
Jembatan Kuning Palu Empat yang terletak dan terletak di muara sungai kota Palu yang menghubungkan wilayah Palu Barat dan Palu Timur dan telah menjadi landmark dan icon Kota Palu runtuh dan terputus akibat gempa dan Tsunami.
Pemandangan anomaly terlihat di mana-mana, ketika malam tiba, kota Palu mirip kota yang mati karena gelap gulita akibat listrik padam. Di siang hari terlihat warga antri mengular dab antrian terlihat sepanjang sekitar 500 M sampai 1 KM di sejumlah SPBU. Akibat listrik padam, proses pengambilan BBM dilakukan secara manual dengan cara menimbah BBM secara perlahan dari tangki SPBU sehingga prosesnya makin lama dan antrian semakin panjang.
Masaalah serius kedepan yang sangat memprihatinkan dan menjadi beban pikiran warga kota Palu di pengungsian saat ini yaitu ancaman beberapa hari ke depan berupa kelangkaan air bersih, kelangkaan pasokan makanan dan minuman serta obat-obatan.
Juga sempat beredar kabar rumor yang viral dari mulut ke mulut bahwa telah terjadi aksi penjarahan (looting) di sejumlah toko dan pusat perdagangan sehingga diragukan akan terjadi kelangkaan bahan pangan ke depan. Bantuan dari luar juga disinyalir telah dijarah di perbatasan akses masuk ke wilayah terdampak.
Banyak Napi diberitakan lari dari rumah tahanan Donggala bahkan kabarnya ada Napi yang membakar rumah tahanan dan melarikan diri bersama teman-temannya.
Sampai saat ini antrian panjang terlihat di bandara karena bnyak pengungsi yang ingin eksodus ke luar kota Palu.
Kisah mengharukan terdi ketika pesawat Batik Air akan take off meninggalkan Bandara Mutiara Sis Aljufrie Palu. Beredar viral berita yang dan kisah yang menyedihkan. Petugas menara sempat memandu peberbangan dari Tower Bandara jadi korban akibat gempa saat sedang terhubung dengan Pilot dan tiba-tiba sambungan komunikasi terputus dan diduga petugas pemandu pesawa di Menara menjadi korban kedsyatan Gempa.
Dan ketika pesawat berada di udara, Pilot sempat mengambil dokumentasi kejadian Tsunami dengan gambar yang sangat mengerikan. Gelombang Tsunami terlihat menuju ke pantai di sekitar pesisir kota Palu dan Donggala.
Hari demi hari pebderitaan masyarakat korban Gempa dan Tsunami semakin menderita akibat makin lama semakin berkurang sembako termasuk air bersih dan obat-obatan. Sejumlah masyarakat meragukan pasokan bantuan kebutuhan pokok.
Semoga kebijakan mitigasi bencana bisa diterapkan kebih efektif sehingga korban-korban berjatuhan akibat kekurangan pasokan pangan dan obat-obatan bisa diatasi. Dan semoga Allah melindungi umatnya yang lagi menderita akibat bencana alam. Kepekaan sosial dan tanggap bencana diharapkan bisa membantu meminalisir beban penderitaan masyarakat yang terdampak bencana.
Sampai detik ini warga kota Palu masih mengungsi di luar rumah dan trauma masuk ke dalam rumah walaupun hanya sesaat. Hampir semua warga kota Palu mendirikan tenda di pinggir-pingir jalan dan di depan rumah. Dan banyak pula terlihat titik lokasi terlihat dibeberapa sudut kota Palu. Semua aktivitas masyarakat saat ini terpaksa dilakukan di luar rumah.
Di tengah rasa piluh, kesedihan dan penderitaan, terlihat keakraban dan kohesi sosial sesama masyarakat di daerah terdampak Gempa dan Tsunami. Warga masyarakat semakin dekat dan lengket. Sekat-sekat perbedaan suku, agama dan bahkan status sosial hampir tidak keliahatan.
Sama-sama mendirikan tenda dan beralas tikar dan kemudian bahkan ada yang masak bersama dan menikmati hidangan makan bersama.
Di tengah penderitaan akibat Gempa tidak disadari telah tercipta keharmonisan dan kerukunan masyarakat mungkin diakibatkan saat ini semua mengalami musibah dan penderitaan yang sama. Namun, tatapan keprihatinan dan pesimisme akan nasib beberapa hari ke depan masih merupakan misteri dan kegalauan bersama.
Semoga Allah akan melindungi nasib semua umatnya dan juga semoga akan selalu ada bantuan yang bisa menyelamatkan nasib warga di daerah terdampak bencana pasca Gempa dan Tsunami yang menghantam Kota Palu dan Wilayah Sekitarnya.
PENULIS: Kolumnis Free-lance Warga Kota Palu dan Akademisi UNTAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar