Rabu, 10 Oktober 2018

HARI INI JUMAT YANG LALU, MENGENANG SEPEKAN GEMPA DAN TSUNAMI MENGHANTAM KOTA PALU DAN SEKITARNYA


(Palu Jumat, 5 Oktober 2018)
Oleh Mochtar Marhum
Tak terasa sudah seminggu sejak terjadinya bencana alam super dasyat yang meluluhlantahkan pemukiman penduduk dan menewaskan ribuan penduduk yang bermukim di lembah Palu ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.
Hari ini Jumat lalu tepatnya tanggal 28 September 2018, pukul 18:02, masyarakat kota Palu baru saja melepas letih setelah 6 hari melakukan aktivitas rutin di tempat kerjanya masing-masing dan rencana akan menikmati akhir pekan yang indah dan ceria bersama keluarga, kerabat dan sahabatnya masing-masing.
KISAH SEDIH DI HARI ITU
Baru saja terdengar suara Azan Magrib dari Masjid, tiba-tiba suara dasyat bergemuruh dari dalam tanah. Semua bangunan bergoyang keras dan terdengar suara berhamburan keluar rumah dan bangunan yang ditempati seraya mengucapkan jargon-jargon religi dan berdoa serta teriakan minta tolong.
Saat itu seolah-olah terasa semua bangunan bergerak, ada yang runtuh dan porak-poranda, dan semua barang pecah belah hancur berkeping-keping.
Semua barang yang diletakkan di atas lemari juga jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping. Motor yang sedang diparkir berjajar semua rubuh bagaikan permainan dimino. Air di kolam Ikan Hias Koi semua terhempas keluar sehingga air kolam kering dan ikan menggelepar dan beberapa saat kemudian mati.
Hari mulai gelap masyarat mengungsi ke tanah lapang dan di jalan-jalan depan rumah yang terletak dengan posisi yang berada pada ketunggian dan jauh dari potensi jatuhnya puing-puing bangunan, tiang listrik atau pepohonan besar.
Suara gemuruh gempa bumi terasa cukup lama, berhenti sebentar lalu beberapa jam kemudian bergetar lagi. Gempa yang cukup dasyat itu terjadi berulang-ulang dari Magrib saat kejadian gempa terdasyat bermagnitudo 7,4 Skala Richter terus berlanjut sampai keesokan harinya.
Namun, Magnitudo gempa secara perlahan menurun. Kemudian sehari notifikasi laporan gempa yang disampaikan oleh BMKG liwat SMS megnitudonya terus menurun hingga 5,0 skala richter seiring menurunnya frekwensi gempa.
Beberapa saat setelah terjadinya gempa lampu listrik PLN padam total dan seketika itu semua juga semua koneksi internet dan jaringan telpon terputus. Kota Palu mirip kota mati dengan suasana yang sangat mencekam dan mengerikan.
Keluarga, sahabat dan kerabat yang berada jauh dan sempat menyaksikan breaking news di TV terkait berita terjadinya bencana gempa dan tsunami di Palu sempat panik karena tidak berhasil melakukan koneksi telpon sehingga selalu merasa khawatir akan keadaan keluarga dan sahabatnya di Palu
Di tempat pengungsian sementara terlihat orang tua mencari anggota keluarganya yang terpisah dan demikian juga anak-anak mencari orang tua dan saudara-saudaranya.
Masyarakat yang berada di tempat pengungsian darurat malam itu tidur di jalanan dan tanah lapang beralaskan tikar seadanya dan beratapkan langit, menatap jutaan bintang di langit yang malam itu cerah dan saat tengah malam bulan mulai muncul sehingga terdapat cahaya yang bisa membantu pengungsi mengidentifikasi semua yang ada di sekitarnya.
Syukur alhamdulillah rumah tempat kediaman kami cukup aman karena berada di atas bukit dengan posisi kurang lebih 75 Meter di atas permukaan laut, tempatnya berada di Kelurahan Tondo atas tepatnya sebelah Selatan Kampus Universitas Tadulako.
LOKASI TERDAMPAK GEMPA DAN TSUNAMI
Namun kurang lebih 8 km dari tempat kami mengungsi sementara tepatnya di lantai tiga Palu Grand Mall (PGM, pasca gempa yang dasyat itu sejumlah saksi mata memperhatikan ke arah utara dan melihat dari arah kejauhan Ombak Besar bergelombang menuju ke arah pantai.
Waktu itu banyak pengunjung di PGM ada yang ingin berbelanja, jalan-jalan, menikmati dagangan kuliner dan ada juga yang ingin menyaksikan film layar lebar di Bioskop XXi. Di Masjid sebelah PGM sejumlah jemaah Masjid bersiap-siap akan melaksanakan Sholat Magrib.
Kurang lebih 3 Km dari PGM terdapat panggung untuk persiapan pentas Pesona Palu Nomoni, sebuah pertunjukan seni Budaya daerah yang diselenggarakan setiap tahun bertempat di Pantai Talise.
Di sepanjang pantai penghibur yang membujur dari Taman Ria depan PGM sampai ke arah timur dan terus belok sedikit ke utara terdapat sejumlah Cafe yang menjual hidangan kuliner tradisional dan modern dan saat itu sejumlah pengunjung sedang asik menikmati hidangan makanan ringan dan minuman hangat.
Kota Palu memiliki pesisir pantai yang sangat panjang ada sekitar 9-10 km dan dijadikan kawasan tempat hiburan masyarakat kota Palu yang ingin melepas kejenuhan dan letih setelah seharian berkatifitas di tempat kerja.
Semua rumah penduduk yang berada diwilayah pesisir pantai di lembah Palu termasuk yang berada di wilayah kelurahan Tondo, Dupa Indah dan Kelurahan Mamboro juga porak-poranda dan hancur diterjang Tsunami. Di wilayah ini juga banyak terdapat korban jiwa dan luka-luka serta kerugian material yang tak terhingga.
Tsunami menerjang dan menghantam seluruh daerah pesisir pantai di Kota Palu, semua yang lagi berada di daerah pesisir pantai porak poranda dihempas dasyatnya fenomena alam dan masyarakat yang lagi berada di pesisir pantai yang terdampak juga binasa diterjang dasyatnya Tsunami pasca gempa yang super dasyat itu.
Namun, banyak juga yang berhasil menyelamatkan diri berenang diantara puing-puing bangunan dan sampah serta beberapa mayat yang bergelimpangan dan kemudian terhempas jauh ke daratan. Ketika Tsunami surut, ada juga yang terbawa air kemudian hanyut ke laut.
Daerah yang mengalami korban gempa paling parah terdapat di dua kelurahan yaitu di Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan dan Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Timur.
Perumahan BTN dan Perumnas di dua kelurahan ini hancur dan porak-poranda akibat gempa dan fenomena likeufaksi di mana beberapa saat terjadinya gempa, semua bangunan amblas dan kemudian terseret oleh lumpur yang kemudian menggulung dan menghimpit semua bangunan yang ada, penduduk yang berada dalam rumah terperangkap dalam rumah dan terhimpit oleh sisa puing-puing bangunan sehingga banyak dari mereka yang tewas mengenaskan.
Sejumlah bangunan Kantor, Sekolah, Kampus dan Pusat Perdagangan dan Hotel Hancur dan bangunannya retak-retak. Hotel Roa-roa yang baru empat tahun lalu diresmikan dan memiliki 9 lantai, runtuh dan hancur berkeping-keping. Hotel Mercure salah satu hotel termewah di kota Palu juga hancur dan rusak berat, demikian juga hotel the Syah yang terletak di Jl. Sisinga Mangaraja dan baru diresmikan tahun lalu juga hancur dan retak-retak.
Ditaksir ada sekitar 60 sampai 85 % bangunan hotel betingkat rusak berat dan ada yang hancur. Terdapat banyak korban yang lagi berada di gedung bangunan-bangunan yang hancur itu tewas dan luka-luka ketika terjadi gempa.
Selain bangunan Hotel, Jembatan Kuning yang menghubungkan Palu Timur dan Palu Barat dan merupakan landmark dan Icon Kota Palu ambruk dan terputus. Beberapa gedung sekolah dan kampus juga rusak berat. Di Kampus UNTAD kantor Rektorat dan Beberapa Gedung Dekat juga rusak dan kemungkinan tidak bisa lagi digunakan dan harus direhabilitasi dan renovasi kembali.
PASCA BENCANA YANG MEMATIKAN
Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah telah bergandengan tangan dan harmonis menunjukkan kinerja, respon dan tanggap bencana. Walaupun, juga sempat dikritisi dengan beberapa kelemahan dalam penerapan Manajemen dan Kebijakan Mitigasi Bencana.
Kini telah seminggu sejak terjadinya tragedi bencana alam tersebut, masyarakat masih berduka karena telah kehilangan anggota keluarga, kerabat dan sahabat yang jadi korban Gempa Bumi dan Tsunami. Mereka yang masih trauma ada yang mengungsi ke daerah lain keluar dari daerah yang terdampak Gempa dan Tsunami.
Beberapa hari terkahir ini, kota Palu masih diramaikan dengan bunyi desingan pesawat yang memuat bala bantuan dari luar, membawa tim medis dan petugas tanggap bencana serta baliknya membawa ratusan pengungsi ke luar kota Palu. Bunyi ambulance dan iring-iringan bala bantuan yang masuk liwat jalur darat hampir setiap saat terdengar bersahut-sahutan.
Ada sekitar 18 negara sahabat yang siap memberikan bantuan kemanusian pasca gempa dan tsunami. Kebanyakan negara sahabat yang ingin membantu meringankan beban masyarakat di wilayah terdampak mulai diisinkan oleh pemerintah. Kebanyakan bantuan asing terkait dengan penanganan medis termasuk bantuan trauma healing dan bahkan juga menyiapkan logistik, obat-obatan, tenda dan tenaga ahli.
Evakuasi korban Gempa dan Tsunami telah berjalan hampir seminggu. Telah ada 1571 lebih jasad korban ditemukan dan sebagian besar telah dikubur secara massal. Ribuan korban luka-luka dirawat di rumah sakit. Namun, masih banyak keluarga, kerabat dan sahabat yang saat ini masih mencari keluarganya yang hilang saat ini.
Tragedi bencana alam maha dasyat itu telah berlalu seminggu yang lalu tapi suasana berkabung dan trauma bencana itu masih terus terasa seperti baru sesaat yang lalu terjadi. Jika Allah Swt dan Alam Semesta berkehendak, tidak ada satupun orang yang mampu menghalanginya.
PENUTUP
Alhamdulillah setelah sepekan pasca Gempa dan Tsunami, infrastruktur kelistrikan mulai berfungsi dan demikian juga jaringan internet dan koneksi telekomunikasi mulai berfungsi, kehidupan ekonomi mulai bergerak bangkit. Antrian BBM yang panjang mulai berkurang setelah datangnya pasokan BBM yang jumlahnya cukup signifikan. Namun, saat ini aktivitas perkantoran, sekolah dan kampus untuk sementara masih diliburkan.
Gempa Tektonik akibat terjadinya pergeseran sesar Palu Koro atau patahan lempeng bumi telah menimbulkan bencana mematikan yang mampu menghapus secara cukup signifikan jumlah populasi kota Palu dan sekitarnya.
Saatnya belajar dari pengalaman dan memahami fenomena alam. Strategi mitigasi bencana itu penting tapi jauh lebih penting mengingat Allah dan bersahabat dengan Alam. Perlu pemukiman penduduk yang layak huni dan harus selalu memastikan pemukiman masyarakat aman dari ancaman bencana alam yang mematikan seperti yang pernah terjadi Jumat lalu.
Penulis: Kolumnis Free-lance dan Akademisi UNTAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar