Sabtu, 07 Juli 2018

AJANG PIALA DUNIA, ANTARA PENGARUH KOLONIALISME DAN NASIONALISME GLOBAL


Oleh Mochtar Marhum
Sekitar Abad ke 14 dan 15 Amerika Latin, Amerika Tengah dan Amerika Selatan pernah dijajah oleh Bangsa Eropa Barat, Spanyol, Belanda dan Portugis. Pengaruh pradaban Latin (Bahasa dan Budaya Roman) di masa itu ikut serta dan tentu kuat pengaruhnya.
Pada umumnya Bangsa-bangsa di Eropa Barat seperti Inggris, Prancis, Italia, Jerman menjadi bangsa Kolonial yang tidak hanya membawa pengaruh politik dan ekonomi ke negara koloninya tapi juga memperkenalkan olahraga favorit sepakbola ke masyarakat setempat.
Dan di Abad ke 19 dan Era Milineal, Negara-negara bangsa tersebut menjadi petarung handal di Piala Dunia, banyak timnya yang selalu berhasil masuk ke babak Semifinal dan bahkan ke Babak Final terus berhasil meraih juara di Piala Dunia.
Bangsa Eropa Barat lainnya yang pernah tercatat masuk ke ajang Piala Dunia dan berhasil menjadi juara juga punya peran penting terutama terkait pengaruhnya dalam menghidupkan olahraga sepak bola di negara-negara eks koloninya. Francis dan Italia merupakan dua negara eks koloni negara-negara di Afrika Utara seperti Mesir dan Tunisia. Dan kedua negara tersebut berhasil ikut di ajang Piala Dunia walaupun prestasinya belum sampai mengantarkan Timnya sampai bisa berlagak di ajang babak Semifinal.
Olahraga sepak bolah menurut sejarahnya berasal dari Inggris. Walaupun, terdapat lebih dari 90 negara bekas koloni Inggris, Nigeria dan Australia sempat tampil di ajang Piala Dunia tapi kekihatan belum menunjukkan prestasi yang lebih gemilang. Sebaliknya negara bekas koloni Inggris lainnya seperti Canada, New Zealand dan Amerika Serikat kurang memiliki minat dengan olahraga sepak bola.
Kini Inggris, Prancis dan Belgia melaju ke babak Semifinal. Jika Belgia masuk ke Babak Final dan keluar sebagai juara maka akan mencatat Sejarah Pertama Negara Bangsa di wilayah Eropa Barat itu yang baru pertama kali menjadi juara dunia.
Sebaliknya jika Inggris menjadi juara di Piala Dunia tahun ini, berarti sejarah berbalik kembali ke Inggris setelah pernah menjadi juara dunia pada tanggal 11 Juli 1966 ketika berlaga di ajang Piala Dunia ke 8 yang berlangsung di Inggris.
Dan jika Francis berhasil maraih Juara Piala Dunia 2018 berarti tim ini berhasil mengembalikan kejayaan mereka di Piala Dunia setelah pernah menjadi juara tahun 1998 ketika itu berhasil mengalahkan Brasil dengan skor 3 - 0 dalam ajang Piala Dunia yang ke 16 yang juga kebetulan diselenggarakan di Prancis.
Dan jika Kroasia atau Rusia menjadi Juara Dunia Tahun ini berarti sejarah pertama kali mencatat Tim Nasional dari negara Eropa Timur pertama kali menjadi juaa dunia setelah 20 kali dilangsungkan Piala dunia telah berlangsung sejak 80 tahun lalu.
Dan jika Inggris atau Prancis atau Belgia yang merupakanTim dari Eropa Barat kembali menjadi juara dunia, maka sejarah kembali mencatat bahwa dominasi kejuaraan Piala Dunia selama delapan dekade tetap berada di tangan Tim dari Eropa Barat setelah berhasil menumbangkan Tim Eropa Timur dan Amerika Latin.
Bangsa Eropa Barat tidak hanya meninggalkan keturunannya di Amerika Latin, benua yang puluhan ribu tahun lalu awalnya hanya didiami oleh penduduk asli, bangsa Indian sebelum bangsa Eropa Barat datang dan mulai memperkenalkan bahasa, budaya dan peradaban mereka yang lebih maju di era kolonial ketika itu dan juga termasuk olahraga sepak bola.
Spanyol pernah menguasai Mexico, Argentina dan Uruguay. Portugis pernah menguasai Brasilia dan Belanda di Suriname tapi negara kecil yang berada di sebelah Utara Brasilia dan memiliki populasi etnis Jawa terbesar di luar Indonesia tidak pernah tercatat berlaga di ajang Piala Dunia.
Di negara koloninya tersebut, Bangsa Eropa Barat memperkenalkan dan menularkan minat olahraga sepakbola kepada masyarakat Coloninya serta generasi berikut yang menjadi keturunannya. Dan juga termasuk kepada buruh pekerja perkebunan yang berasal dari negara jajahannya di Afrika.
Piala Dunia yang ke 20 di abad Milenial ini dapat disaksikan secara langsung liwat tayangan TV atau live streaming bagi mereka yang punya akses internet. Ajang Piala Duni yang sedang berlangsung di Moskwa Rusia merupakan ajang yang paling prestisius dan merupakan ajang untuk menguji nasionalisme negara bangsa dan sekaligus mempromosikan Nasionalisme Global bangsa-bangsa pencinta sepak bola.
Namun, tentu pada akhirnya harus menerima kenyataan karena di Piala Dunia tahun ini, Timnas Amerika Latin dan Tuannya, Spanyol, Portugis dan Belanda harus angkat kaki dari kota ajang Piala Dunia dan kembali ke kampung halamannya masing-masing akibat tersisi di babak 16 besar dan babak perempat final.
Satu persatu tim peserta piala dunia tumbang di babak penyisihan dan babak perempat final. Dan malam ini menjadi ajang pertarungan tahapan akhir prosesi tahap penyelesaian babak perempat final. Masing-masing tim telah berjuang keras dan berpacu untuk berebut tiket ke babak Semifinal.
Menurut sejarah piala dunia yang diselenggarakan sejak tahun 1930 dan kemudian sempat absen tahun 1940an karena terjadinya perang dunia ke-dua. Dan setelah itu dilanjutkan mulai tahun 1950 dan terakhir 2014. Ajang Piala Dunia yang ke 20 kini merampungkan perempat final dan akan segera melangkah ke babak Semifinal.
Spanyol, Portugis dan Tim Amerika Latin (Brasil, Argentina dan Uruguay) pernah jadi juara dunia dan bahkan Brasil pernah lima kali juara dunia hingga ambisinya merebut kembali Piala Dunia berhasi dipatahkan oleh Belgia, yang juga termasuk Bangsa Eropa Barat tapi tidak pernah tercatat dalam sejarah Piala Dunia sebagai juara walaupun punya banyak keunggulan dan prestasi yang menonjol.
Si kulit Bundar itu memang benar-benar bundar sehingga berlaku hukum alam dan kejuaraan itu sifatnya tidak kekal tapi dinamis. Statatus kejuaraan yang disandang bisa sifatnya bergilir atau juga tergantung nasib keberpihakan Dewi Fortuna pada masing-masing tim.
Babak perempat final hampir tuntas sebelum lanjut ke babak semifinal. Ada suka cita dan duka cita yang dialami pemain dan fans pendukungnya dan haruslah dianggap hanya sebagai bumbu penyedap aroma Piala Dunia 2018.
Mari sambut babak Semifinal sebelum menyaksikan babak yang paling menegangkan di akhir Drama Piala Dunia. Semoga semua bisa mengambil hikma positif dan menjadikan inspirasi khususnya buat fans penggemar Piala Dunia di Tanah Air dan generasi milenial kader pesepakbola unggul.
Ajang Piala Dunia bisa menjadi pelajaran berharga untuk inspirasi melatih kedisiplinan, kejujuran dan solidaritas.
Tidak harus jadi negara makmur untuk bisa masuk di ajang piala dunia mewakili Benua Asia seperti Jepang, Saudi Arabia dan Korea Selatan misalnya dan juga bukan karena pernah menjadi negara bekas jajahan Eropa Barat untuk jadi syarat dan kriteria agar bisa mendapatkan tiket ikut piala dunia seperti Mexico, Argentina, Brasil dan Nigeria dan menjadi sang juara.
Fakta membuktikan ternyata semuanya tergantung pada perhatian dan minat masing-masing negara bangsa serta dukungan positif dan intens dari pemerintah serta masyarakat yang terus secara intens mampu menata prestasi persepakbolan di tanah air.
Penulis:
Kolumnis Freelance dan Akademisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar