Sabtu, 07 Juli 2018

IKLAN SUSU KENTAL MANIS TIDAK SEMANIS KENYATAANNYA


Oleh Mochtar Marhum
Terkadang konsumen cenderung menggemari produk makanan atau minuman yang terasa enak di lidah dan aman di dompet.
Tradisi komsumsi minuman yang enak dan relatif murah terkadang lebih dominan. Sebaiknya perhatian pada nilai kesehatan dan kehalalan pada kandungan produk makanan dan minuman juga harus lebih diutamakan.
Mungkin salah satu pertanyaan yang lebih sering dilontarkan ibu-ibu kepada anak-anak mereka di pagi hari yaitu, "Sudah minum Susu nak ?",
Pertanyaan seperti di atas mungkin lebih sering ditanyakan dari pada pertanyaan menyangkut pelajaran sekolah seperti, sudah selesai PRnya nak? atau sudah sarapan nak ? dan ironisnya ayah anak-anak bahkan tidak pernah ditanyakan, "Sudah minum Susu pak?"...hehehehehe...
Saking perhatian pada buah hati mereka sehingga ibu-ibu lebih sering menganggap bahwa anak-anak harus diberikan asupan nutrisi yang cukup untuk menjaga stamina dan kesehatan anak-anak mereka melalui konsumsi Susu sebelum berangkat ke sekolah. Demikian juga pemerintah setempat sering bekerjasama dengan sejumlah sekolah dalam rangka menggalakkan program ksehatan melalui kampanye minum Susu.
Telah lama produk susu kental manis beredar luas dipasarkan di Indonesia. Konsumen produk tersebut tidak terbatas pada usia dan status sosial dan tradisi minum Susu tidak hanya oleh masyarakat perkotaan tapi juga sampai di masyarakat pedesaan.
Minuman ini telah menjadi salah satu Icon minuman favorit yang sering dikonsumsi di rumah mauapun di warung kopi dan Cafe. Susu kental manis pernah menjadi salah satu produk minuman paling populer di Indonesia bersama Biskuit Kong Guan.
Selain harganya terjangkau, rasanya juga gurih dan menggairahkan selerah. Dan apalagi diseduh dengan kopi dan teh lalu diminuman hangat-hangat di musim hujan seperti saat sekarang sambil menyaksikan pertandingan Piala Dunia...hhmm .... pasti maknyus dan asyik.
Konsumsi Susu masyarakat Indonesia saat ini rata-rata 12,10 liter/tahun setara susu segar, masih jauh di bawah konsumsi per kapita negara-negara ASEAN lainnya,". Misalnya konsumsi susu Malaysia sebesar 36,2 kg/kapita/tahun, Myanmar 26,7 kg/kapita/tahun, Thailand 22,2 kg/kapita/tahun, dan Filipina 17,8 kg/kapita/tahun.
Jika anda pernah berkunjung ke negara-negara maju, pasti merasakan atau menyaksikan masyarakat di sana juga kebanyakan gemar mengkonsumsi Susu. Namun, Susu yang dikonsumsi kebanyakan Susu Segar. Susu yang dipasarkan dan dikonsumsi masyarakat kebanyakan susu segar, encer dan masih tawar bukan susu kental manis bin abal-abal atau susu bubuk. Hampir semua Grai dan Swalayan menjual Susu Segar dibandingkan Susu bubuk dan apalagi sejenis Susu Kental Manis.
Kebanyakan susu yang dikonsumsi adalah susu cair asli dan masih segar. Dan kebetulan saya pernah berkunjung ke Peternakan Sapi perah khusus untuk industri susu (Dairy Product) dan menyaksikan langsung proses pembuatan Susu Segar di Australia. Rata-rata pemilik Peternakan dan Industri Diary memiliki lokasi peternakan yang sangat luas mungkin ada yang seluas satu kelurahan di Indonesia. Perusahaan ini dimiliki oleh satu keluarga dan sudah lengkap dengan peternakan Sapi Perah dan Pakbrik pengolahan Susu Segar dan produk sampingannya termasuk pembuatan Keju.
Biasa produk Susu dijual dalam bentuk kemasan satu liter atau lebih dan ada ukuran yang lebih besar. Kebanyakn produk susu tersebut dalam kemasan yang seperti bentuk jerigen kecil tapi warna putih polos dan nampak jelas susu segar di dalamnya. Dan biasanya masa kadaluarsanya (Expiry Date) relatif singkat tertulis di kemasannya biasa hanya 3 sampai 4 hari.
Waktu kuliah di Australia dulu, Susu segar juga merupakan salah satu minuman favorit andalan. Saya merasakan mamfaat dan khasiat yang terkandung dalam produk Susu seperti seperti vitamin, protein, kalsium, magnesium,fosfor, zinc dan lemak, Alhamdulillah asupan nutrisi dari Susu bisa menjaga stamina saya setiap saat. Apalagi di musim dingin (Winter), konsumsi Susu yang banyak dirasakan sangat berkhasiat. Dengan suhu udara yang sangat dingin Susu dapat menghangatkan tubuh ini.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI barusan secara reami mengumumkan Bahwa Susu Kental Manis tidak mengandung Susu. Produk Minuman yang pernah terkenal dengan salah satu merek yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat dari kota sampai ke plosok desa yaitu Susu Cap Nona dengan kemasan kaleng ukuran sedang dan nampak menarik.
Seperti dilansir koran online Detik.com
"Kementerian Kesehatan telah menginformasikan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan selaku pengawas izin edar untuk lebih memperhatikan produk Kental Manis agar tidak dikategorikan sebagai produk susu bernutrisi untuk menambah asupan gizi," tutur Direktur Gizi Masyarakat Doddy Izwardi dalam keterangan pers dikutip dari situs Kemenkes, Rabu (4/7/2018).
Dulu ada teman-teman yang buat plesetkan merek Susu Kental Manis menjadi Susu Cap Nene bukan Susu Cap Nona. Ketika ditanya, apa maksudnya "Mereka jawab kalau produk Susu masih ada yang dijual tapi ternyata sudah kadaluarsa (Expired) maka tidak layak diberi merek Susu Cap Nona....hehehehehehehehe...selain kemasan kaleng, akhir-akhir ini ada juga produk Susu Kental Manis yang dijual dalam bentuk kemasan saset.
Jika hasil temuan ternyata Susu Kental Manis itu tidak mengandung Susu dan kemudian pertanyaannya kalau bukan Susu lalu layaknya produk minuman tersebut disebut apa? Kental Manis Saja ? Hilang kata Susu ?
Kalau tetap masih ngotot menggunakan nama susu tapi ternyata hasil temuan Badan POM tidak mengandung Susu di dalamnya berarti bisa masuk kategori ada unsur penipuan ? Pihak berwenang akhirnya menghimbau Perusahaan Susu Kental Manis untuk tidak menggunakan kata Susu pada merek produk tersebut.
Konsumen Susu sebaiknya Mampu Mengidentifikasi mana yg mengandung Susu dan Mana yang hanya kelihatan seperti memiliki kandungan Susu.
Mungkin bukan hanya Susu Kental Manis yang memiliki strategi pemasaran produk minuman yang mencatut nama bahan minuman yang sudah populer.
Sejumlah pakar kesehatan dan nutrisi menghimbau agar Susu Kental Manis tidak lagi dijadikan minuman layaknya Susu sehat untuk dikonsumsi anak-anak dan bahkan orang dewasa karena bukan produk susu dan mengandung banyak kadar Gula (Glukosa) yang bisa berdampak pada kesehatan masyarakat. Susu Kental Manis hanya layak dipakai sebagai topping ditaruh di atas kue atau digunakan dengan desert.
Ternyata penjual Terang Bulan lebih cerdas dan bijak terkait denga kasus temuan Susu Kental Manis yang tidak mengandung Susu oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan karena penjual terang bulan selama ini kebanyakan hanya menggunakan Susu Kental Manis pada topping di jualan kue khas favorit itu.
Namun demikian tidak berarti ibu-ibu, bapak-bapak dan pemilik warung kopi serta pelanggan warung kopi belum cerdas dan bijak karena masih sering menggemari dan mengandalakan asupan nutrisi dari Susu Kental Manis, bukan begitu maksudnya karena mungkin mereka dan kebanyakan masyarakat Indonesia belum mendapat pencerahan tentang kandungan gizi dan kesehatan yang terkandung pada Susu Kental Manis sebelumnya sampai ada pengumuman resmi oleh Kementrian Kesehatan RI dan Badan POM.
Tanpa disadari yang jelas Produk minuman botol lainnya yang banyak dipasarkan di sejumlah warung, Grai-grai dan tokoh-tokoh kelihatannya jugaķ hanya mencatut nama seperti minuman botol yang menggunakan nama minuman orange atau lemon tapi nampaknya kandungan buah tersebut hanya aromanya atau persentasinya hanya sedikit sekali.
Ternyata selama ini masih ada sejumlah konsumen produk makanan dan minuman yang mungkin telah terhipnotis dan mungkin juga tertipu dengan kemasan dan iklan Susu yang sangat mempesona dan mampu merayu konsumen.
Kemasan yang indah dari produk dagangan tersebut mampu menyulap perhatian konsumen minuman tapi sayang seribu sayang ternyata kandungan bahan produk makanan dan minuman tersebut diduga berbeda dengan kemasan dan iklan komersil yang beredar viral di media.
Akhirnya teringat adigium lawas "Don't judge a book from its cover" jangan menilai buku dari sampulnya. Jangan sampai kita menilai sesuatu hanya dari luarnya seperti produk minuman yang indah di iklannya dan cantik di kemasannya tapi belum tentu produk tersebut mengandung khasiat nutrisi yang menyehatkan tubuh kita.
Penulis: Kolumnis Freelance, Akademisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar