Kasus
serangan brutal ke Lapas Cebongan akhirnya terungkap menyusul
konferensi Pers yang dilakukan malam ini dan malam sebelumnya bersama
KASAD. Sebelumnya sejumlah masyarkat masih merasa pesimis dengan upaya pengungkapan misteri aksi brutal di Lapas Cebongan. Ada juga yang merasa skeptis akan pengungkapan misteri kasus cebongan akan diungkapkan secara luas ke publik melalui media oleh petinggi militer yang ditugaskan dalam Tim Inverstigasi TNI AD. Akuntabilitas dan transparansi ini merupakan suatu kemajuan dalam iklim Demokrasi.
Salut
dengan sikap Ksatria Pak Jenderal Pramono Edi Wibowo, KASAD dan juga
apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Petinggi TNI, POLRI, Komisoner
Komnas HAM, LSM KONTRAS, Setara Institut, media massa dan media sosial
serta sejumlah stakeholders yg mendukung dan membantu proses investigasi
secara profesional, akuntabel dan transparant sehingga akhirnya
berhasil mengungkap dan menyingkap hasil investigasi kasus ini ke depan
publik.
Kasus ini mungkin juga relatif cukup mudah dianalisa dan ditarik
kesimupalan dengan menarik benang merah atas kasus terkait sebelumnya
yang juga mengorbankan aparat negara oleh kelompok preman. Walaupun
sejumlah stakeholders membela dan membuat bantahan atas tuduhan yang
mengidikasikan keterlibatan aparat TNI dalam insiden tersebut dengan
membuat semacam alibi dan menegaskan bahwa aksi serangan itu jauh dari
karakter aparat negara yang dimaksudkan. Padahal analisa sederhana dapat
dinyatakan bahwa hanya pelaku kejahatan yang kurang profesional yang
melakukan aksi kejahatan dengan sengaja atau tidak menunjukkan karakter
sebenarnya. Dengan kata lain , orang profesional yang melakukan
kejahatan cenderung menyembunyikan karakter dan identitasnya agar tidak
mudah dilacak oleh penyidik.
Rakyat
merasa cukup puas karena hasil konferensi pers malam ini yang
mengumumkan hasil inverstigasi tim minimal telah menjawab teka-teki dan
mengobati lukaphysihis (trauma) keluarga, kerabat dan
teman-teman korban dari insiden-insiden yang terkait terutama karena
sebelumnya telah beredar laporan investigasi anonim dan kurang
profesional di media sosial (Facebook) beberapa waktu lalu yang mana
melampirkan fakta dan gambar detil insiden tersebut. Dan yang juga lebih
ironis lagi ketika laporan itu menuduh keterlibatan institusi tertentu
serta analisa dan spekulasi prematur tentang adanya keterlibatan kasus
kartel Narkoba terkait insiden serangan brutal di Lapas Cebongan.
Turut pula mengecam tindakan aksi kekerasan dan aksi premanisme dan jugauga
turut simpati, prihatin dan mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban atas aksi
kekerasan yang telah mengrobankan keluarga mereka yang juga merupakan aparat negara yang insiden itu terjadi pada kasus terkait
sebelumnya. Semoga masalah premanisme, kasus predaran Narkoba dan segala
bentuk aksi pelanggaran hukum di negeri ini bisa diselesaikan secara
lebih profesional, proporsional, berkeadilan dan lebih bermartabat.
Walalupun
kita memahami sikap emosional sejumalah pihak terkait pasca insident
brutal itu, patut disesali dengan sikap bias sejumlah pemangku
kepentingan (Stakeholders) yang membuat argumentasi defensif yang
prematur (Jump to the conclusion) yang berusaha keras membela dan
membuat semacam alibi bahwa aparat negara yg diduga terlibat dijamin
tidak melakukan tindak sadis dan barbar.
Aksi
main hakim sendiri (taking the law into one's hand) dan serangan brutal
ke Lapas Cebongan telah merusak citra kota Yokyakarta sebagai kota
pelajar yang paling damai dan aman di Indonesia. Insiden brutal dan
barbar itu juga melecehkan institusi hukum dan tentu juga telah
merendahkan martabat negara apalagi kasus pelanggaran HAM berat seperti
ini menurut sejumlah laporan media, belum pernah terjadi di Indonesia
sebelumnya.
Berharap inisiden brutal dan barbar yang telah merusak citra TNI tidak akan terulang lagi di masa yang akan datang.
BRAVO - TNI - Rakyat - POLRI.
Salam Perubahan
Dr. Mochtar Marhum, PhD.
Akademisi, Aktivis Damai dan Blogger Sosial-Humaniora
(Penulis Buku: Language, Culture and Education in Eastern Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar