Konferensi pers tim investigasi TNI telah dilakukan dan telah menjawab
semua teka-teki dan misteri aksi brutal yang terjadi di LP Cebongan
dengan mengumumkan adanya indikasi keterlibatan 11 orang oknum kopasus.
Untuk
menjawab segala macam argumentasi defensif dan upaya pengajuan alibi
yang berupaya menyangkal aksi brutal tersebut, dapat dibuat analisa dan
logika sederhana bahwa yang jelas ada kecenderungan setiap tindakan aksi
kejahatan (Crime Act) dilakukan oleh pihak-pihak baik yg profesional
maupun kurang profesional selalu berusaha menyembunyikan identitas atau
karakter asli para pelaku kejahatan tersebut agar sulit dideteksi oleh
tim penyidik. Hanya kelompok yang tidak profesional dan berlaku ceroboh
yang menampakkan identitas dan karakter aslinya dalam melakukan
kejahatan.
Menyangkut pernyataan Pangdam Diponegoro, mungkin
juga ada benarnya tapi jika dikaitkan lagi dengan statement dari LSM
Kontras, Harri Azhar di TV One tadi malam bahwa mereka mencium ada
pertemuan sejumlah stakeholders terkait sebelum insiden brutal itu
terjadi. Dan pernyataan Hari Azhar juga bisa dikaitkan dengan anomali
pada saat kejadian misalnya tahanan dipindahkan dari Polres Sleman Ke
Polda DIY dan setelah itu banyak yang curiga kenapa tahanan dipindahkan
ke Lapas Cebongan kelas 2. Dan kalau alasan Polda DIY karena ruang
tahanan Polda lagi renovasi tapikan kalau renovasi sudah ada bahan-bahan
bangunan disiapkan di tempatnya dan sudah kelihatan dimulainya renovasi
atau sudah siap dilakukan renovasi dan juga kegiatan renovasi sel
tahanan sudah dianggarkan tapi kenyataannya tidak ada. Dan juga yang
jadi tanda tanya besar kenapa pada saat kejadian itu semua CC TV di
jalanan yang diliwati pelaku sedang tidak berfungsi sehingga banyak yang
curiga dan demikian statemen dari sejumlah pakar dan tim independent
LSM Kontras dalam dialog di TV. Dan juga jika pernyataan tersebut benar
berarti mungkin telah terjadi tindakan aksi kolaborasi ilegal yang
mengarah ke tindakan brutal aksi illegal extra judicial. Dan benar tim
dari Kopasus tidak menggunakan senjata yang dari gudang persenjataannya
seperti pernyataan yang membela pelaku dan kalau begitu mungkin senjata
yang digunakan tentu dari tempat lain tapi yang jelas mereka telah
mengaku melakukan tindakan brutal melawan hukum seperti dalam laporan
tim investigasi TNI AD.
Salut dan apresiasi dengan sikap ksatria
Danjen Kopasus yang menunjukkan sikap tanggung jawab seorang pemimpin
sejati. Jiwa Corps dan semangat solidaritas prajurit TNI juga patut
diapresiasi tapi tentu sangat tidak tepat jika semangat solidaritas atau
jiwa Korps prajurit diterapkan di luar konteks medan tempur (battle
field) apalagi dilakukan dengan cara brutal dan menabrak UU dan
melakukan tindakan main hakim sendiri (taking the law into their own
hand) mirip tindakan kelompok vigalante yang banyak dilakukan di negara
gagal (failed state) sering terjadi di negara dunia ke tiga (third
world) seperti di Afrika sana. Tindakan brutal seperti itu tentu sangat
disesali terjadi.
Namun, juga sangat disesali aksi brutal
kelompok preman yang membunuh secara sadis mantan anggota kopasus di
Huga Cafe. Turut berbelasungkawa atas insiden tragis tersebut dan
berharap agar aksi premanisme dan kasus peredaran dan penyalahgunaan
Narkoba (drug abuse) serta semua aksi tindakan melawan hukum harus bisa
diselesaikan permasalahan ini secara adil, jujur, independen dan
transparan.
Pernyataan Pangdam Diponegoro dan stakeholders
terkait hanyalah semacam alibi untuk menangkis tuduhan yang berdasarkan
fakta dan bukti lapangan menyangkut barang bukti yang ditemukan dan
telah dilaporkan oleh tim independen TNI AD dalam konferensi Pers. Yang
jelas Insya Allah semua akan diputuskan di persidangan nanti dan
mudah-mudah proses persidangan berjalan lancar, independent, transparant dan fair.Yang jelas Insya Allah semua akan diputuskan di persidangan nanti dan
mudah-mudah proses persidangan berjalan lancar, independent, transparant
dan fair. Tidak ada pembenaran apapun terhadap semua tindakan kejahatan
(There is no justification for crime act or what so ever) dan tidak ada
yang kebal hukum (Impunity) di negara Demokrasi yang menjadikan hukum
sebagai panglima tertinggi.
Selamat bekakhir pekan "Have a great weekend"
Salam Perubahan
Mochtar Marhum
Academic, Peace Activiest and Blogger on Social Humanity Issues
Tidak ada komentar:
Posting Komentar