Sabtu, 05 Mei 2018

KAMPUS MENARA GADING DI ANTARA DUNIA NYATA DAN DUNIA MAYA


Oleh Mochtar Marhum
PERSFEKTIF MENARA GADING
Dunia Perguruan Tinggi mungkin masih dianggap merupakan salah satu tempat yang paling mulia di atas Planet Bumi. Dan juga terkadang masih dilebeli teritori menara gading yang populasinya didominasi karakteristik masyarakat saintifik yang ekslusif.
Di Menara Gading ini anda punya akses bisa mengembangkan keterampilan, ilmu pengetahuan, teknologi & seni, bisa mentransfer ilmu, melakukan praktek pengalaman lapangan, riset, menulis laporan penelitian dan publikasi serta bisa memperoleh kualifikasi pendidikan.
Masih ada kesan di masyarakat bahwa kampus adalah wilayah civitas akademik yang sangat ekslusif yang tersekat-sekat oleh program studi, disiplin ilmu yang berbeda dan minat topik riset yang beragam.
Selama ini kesan kampus perguruan tinggi masih merupakan wilayah menara gading yang sangat eksklusif dan sering dianggap hanya menjadi pabrik pencetak intelektual yang kaya wawasan ilmu pengetahun & teknologi atau hard skills tapi minus soft skils.
Namun, tentu patut pula disadari bahwa dari hasil pengajaran dan penelitian di menara gading ini masyarakat di dunia nyata bisa memiliki zona nyaman dan dapat menikmati teknolgi canggih hasil temuan dan buah pikiran dari masyarakat menara gading yang kini mungkin membuat hidup manusia di dunia nyata bisa lebih enteng dan nyaman.
Hasil kajian ilmu-ilmu eksakta, ilmu dasar, pertanian, peternakan, bio teknolgi, teknik, teknologi informasi, industri, ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat, ilmu sosial dan humaniora termasuk ilmu agama, ilmu pendidikan, ilmu sosial-politik, sosiologi, antropologi, ekonomi, sastra, bahasa dan budaya dan hukum dan masih banyak lagi cabang ilmu dan kajian riset yang tidak disebutkan, telah memberikan kontrubusi pada pembangunan, kesejahteraan dan perdamaian yang nyata pada masyarakat di dunia nyata.
Di lain sisi, menara gading pencetak intelektual cerdas terkadang mendapat kritikan pedas dari masyarakat di dunia nyata dan dunia maya karena dianggap hanya mampu mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi atau hardskills tapi content kurikulum belum compatible dengan tuntutan kebutuhan di dunia nyata.
Pendidikan agama, pendidikan karakter serta pendidikan nilai dianggap masih minim dan belum terimplementasi dengan baik. Banyak masyarakat di dunia nyata menilai bahwa terjadinya kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) seperti kasus korupsi, kasus pencucian uang, kasus perdagangan dan penyalahgunaan narkoba dan sejumlah kasus kekerasan, ironisnya sering ada yang melibatkan pelaku yang nota bene alumni menara gading. Dan bahkan ada yang menuding bahwa hasil dari pendidikan formal di menara gading terkadang belum mampu menjawab tantangan dan masalah di dunia nyata.
Kesan ekslusifitas Menara Gading mungkin bisa terkikis jika semua aktivitas akademik dalam konteks Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dapat diimplementasikan secara lebih intens dan efektif melalui kegiatan yg bersentuhan langsung dengan masyarakat baik yang ada dunia nyata maupun yg ada di dunia maya.
Kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi yang efektif dan nyata seperti pengajaran dengan mata kuliah yang membutuhkan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL), Kolaborasi Riset di lapangan (Field Work Research) dan Kegiatan Pengabdian Masyarakat melalui kegiatan penyuluhan dan penerapan hasil-hasil penelitian di masyarakat mungkin bisa menjawab sindiran masyarakat bahwa dunia kampus hanya menara gading yang ekslusif, yang hanya menjadi simbol segregasi status sosial dan yang mungkin juga bisa mengaburkan konsep kohesi sosial.
KONTEKS AKADEMIK DI DUNIA NYATA DAN DUNIA MAYA
Di zaman old dulu, sekat-sekat segregasi sosial antara menara gading dan dunia nyata mungkin bisa dirontokkan dengan aktivitas off line. Dan di zaman now terutama di era digital, sekat-sekat menara gading bisa dirobohkan melalui aktivitas digital secara on line (Daring).
Saat ini mahasiswa dan dosen yang ingin melamar hibah-hibah penelitian dan pengabdian dan atau ingin mendapatkan beasiswa terutama jika ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, bisa dilakukan secara on line.
Aktivitas dunia akademik di zaman now di era digital mungkin dirasakan lebih enteng dan nyaman. Misalnya, calon mahasiswa yang akan masuk ke perguruan tinggi favoritnya juga bisa mendaftar secara daring (on line) pada perguruan tinggi favoritnya tanpa harus ikut antrian panjang yang sangat meletihkan dan membosankan. Dan pengumunan hasil tes masuk perguruan tinggi kini pada umumnya juga diumumkan secara on line di dunia maya dan ada juga yang di umumkan versi cetak (printed) di dunia nyata.
Kegiatan belanja atau pengisian KRS oleh mahasiswa dan pengumuman nilai ujian semester serta KHS zaman now, kini telah bisa diakses oleh mahasiswa secara on line melalui program SIAKAD (Sistem Informasi Akademik). Kegiatan perkuliahan jarak jauh melalui tele-conference atau video conference bisa dilakukan.
Demikian juga kegiatan pembimbingan mahasiswa yang sedang melakukan riset atau yang sedang menulis hasil penelitian baik itu skripsi, tesis maupun disertasi bisa dilakukan secara on line terutama ketika dosen pembimbing lagi berada jauh dari kampus atau lagi di luar kota baik itu sedang berada di luar negeri maupun dalam negeri tapi di daerah lain.
Ketika mereka lulus dan diterima jadi mahasiswa, mereka akan mengikuti perkuliahan yang juga banyak aktivitas akademiknya juga dilakukan secara on line, misalnya mencari sumber bahan belajar (teaching and learning resources) di dunia maya dengan meng-akses internet berselancar di dunia maya menggunakan mesin pencari (search engine) seperti Google atau membuka portal-portal atau website perguruan tinggi yang sudah mapan untuk meng-akses artikel jurnal, buku elektronik (E-book) atau bahkan materi bahan kuliah versi pdf.
Dulu mahasiswa atau dosen yang ingin mencari buku atau jurnal yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran atau riset harus ke perpustakaan dan mencari referensi atau sumber rujukan versi cetak (hard copy). Atau pergi ke toko-toko buku atau bahkan minjam buku dosen atau teman untuk difotokopi.
Zaman now untuk mencari sumber pembelajaran atau refensi bisa di lakukan melalui dunia maya yang terhubung secara on line. Masyarakat di Menara Gading juga bisa meng-akses dan menyebarkan informasi, ilmu pengetahuan dan bahan ajar bisa liwat media sosial yang kini paling digemari.
Kini menara gading di dunia nyata telah berubah menjadi Global Village yang mana semua aktivitas di kampung Menara Gading (Kampus) bisa terhubung secara on line melalui dunia maya. Dari kampus di kampung anda bisa berselancar keliling dunia mencari bahan sumber belajar atau referensi sebagai bahan rujukan untuk penulisan tugas-tugas perkuliahan, laporan penelitian dan penulisan artikel jurnal ilmiah.
Di kebanyakan perguruan tinggi yang sudah maju baik di dalam negeri maupun di luar negeri, semua perpustakaan pada umumnya melakukan program kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya baik dalam konteks lokal, nasional maupun global atau on line dengan perpustakaan kampus-kampus di luar. Program tersebut dinamakan program reciprocal borrowing. Dan program kerjasama ini memperlancar studi saya dan teman-teman waktu di Australia dulu.
Melalui program reciprocal loan misalnya, mahasiswa mudah mendapatkan bahan referensi sumber pemebelajaran dari luar secara on line jika sumber referensi yang dibutuhkan tidak terdapat di kampusnya. Bahkan mahasiswa bisa meminjam buku cetak atau versi electronic via pelayanan perpustakaan. Teknologi informasi di dunia maya telah mendekatkan yang jauh dan menjadikan dunia nyata menjadi desa globa (Global Village).
Hampir semua hasil kekayaan intelektual (intelectual properties) maupun hak cipta (copy rights) milik masyarakat di menara gading seperti publikasi hasil-hasil penelitian, buku teks atau buku monograf dan hak patent dari Civitas
Akademik bisa diketahui liwat dunia maya.
Dan bagi masyarakat di dunia nyata yang berminat memilki hasil kekayaan intelektual masyarakat menara gading, bisa memperolehnya baik secara on line liwat portal di dunia maya maupun secara off line di dunia nyata melalui toko-toko buku dan perpustakaan.
Kini hampir semua aktivitas dan kinerja sivitas akademik atau masyarakat di menara gading bisa terdeteksi liwat dunia maya. Karena zan now dunia nyata selalu terhubung dengan dunia maya. Namun, konsekwensi ini telah merubah aktivitas dan interaksi sosial masyarakat intelektual menjadi depersonalised.
Penulis: Kolumnis Free-lance dan Akademisi, Alumni Flinders University of South Australia dan UNTAD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar