Saya sepakat dengan pendapat bahwa HAM (Human Rights) itu adalah
Universal dan bukan hanya dimonopoli oleh negara-negara Demokrasi Barat.
Terkadang ada juga argumentasi yang keliru, prejudicious dan negatif
stereotyped. Melihat bahwa semua produk dari barat dengan lebel
Demokrasi kapitalis dan Liberalis itu jahat dan tidak compatible dengan
adat timur dan apalagi Islam. Saya kira contoh kongkrit tentang
pelaksanaan HAM di seluruh belahan bumi ini bukan hanya di negara-negara
Demokrasi Barat tapi juga di negara-negara sedang berkembang dan negara
dunia ke tiga.
Human Rights adalah bersifat universal
dan bukan hanya didominasi oleh negara-negara barat liberalis-kapitalis
sperti contoh empiris yang dikemukakan oleh sejumlah media dan
lieteratur Sosial-Humaniora. Bayangkan apa yang terjadi di Afganistan
selama Pemerintahan Taliban. Kelompok Taliban menapsirkan ajaran Islam
secara sempit dan kaku (rigid) dan jelas dalam beberapa tulisan di media
masa yang sempat saya baca dan media Televisi yang sempat saya
saksikan, kelompok pemerintahan Taliban telah merampas hak-hak asasi
kaum wanita untuk mendapatkan akses pendidikan yang merata, setara dan
selevel dengan kaum pria di Afganistan dan kebijakan Taliban yang keliru
seperti ini merupakan kebijakan sesat dan merupakan pembodohan kaum
wanita Islam sehingga kaum wanita Islam jelas bisa jadi tertinggal dan
bodoh karena oleh Pemerintahan Taliban kaum wanita dilarang keras keluar
rumah bersekolah. Ingat Kelompok Taliban disamping kaku menapsirkan
Alquran juga menjadikan umat Islam di Afganistan bodoh dan tertinggal
karena Taliban melarang umat Islam menggunkan produk teknologi. Semua
yang berbau teknologi itu haram menurut Taliban dan mereka juga sempat
melakukan swiping dari rumah ke rumah memusnahkan semua pesawat telepon,
televisi, radio, komputer dan semua yang bernbau teknologi. Mereka
ingin kembali ke masa silam yang mungkin suram. Kalau mau ikut ajaran
Islam menurut versi Taliban maka umat Muslim di seluruh dunia akan bodoh
dan tertinggal dan itu mungkin dulu sama apa yang diinginkan oleh bekas
penjajah Afganistan yaitu Pemerintah Komunis Uni Soviet supaya supaya
umat Islam menjadii bodoh dan tertinggal dan agar supaya mereka tetap
bisa dijajah. Bayangkan kalau kita menganggap haram dengan produk
teknologi seperti pesawat terbang, kapal laut bermesin kendaraan
bermotor dan ini berarti kita akan kembali ke Jaman Bahule sehingga
misalnya orang naik Haji dari Indonesia harus pakai Kapal Layar dan atau
naik Onta. Kapan tibanya?
Juga kaum perempuan selama
Taliban berkuasa dilarang menjadi wanita karir misalnya dilarang bekerja
di luar rumah menjadi PNS, Politisi, Polwan, Militer Wanita, karyawan
swasta pemimpin. Dan akaibatnya ketika suami mereka meninggal,
wanita-wanita Muslim yang dilarang bersekolah dan bekerja di luar rumah
harus menghadapi semuanya dengan bekerja apa saja untuk mendukung
ekonomi keluarga dan akibatnya disinyalir oleh beberapa media
internasional ada kasus di mana ada segelintir wanita yang terjun ke
dunia hitam prostitusi demi sesuap nasi. Dan tentu jika ketahuan
akibatnya dihukum rajam dan ini merupakan pemandangan yang sungguh
sangat menyedihkan.
Sebagai umat Muslim sungguh sedih
dan kenapa umat Islam seperti kelompok Taliban yang sangat kaku
menterjemahkan ajaran Islam. Dan mereka selalu berpatokan bahwa Allah
akan memberikan rejeki kepada umatnya tapi penasiran ini mungkin keliru
karena dalam Alquran dikatakan Tuhan tidak akan merubah nasib suatu Kaum
jika mereka tidak mau merubahkanya sendiri. jangan jadikan Indonesia
seperti Islam di Afganistan selama pemerintahan Taliban yang sempit dan
kaku menterjemahkan ajaran Islam. Seandainya kami tinggal di Afganistan
di Jaman Taliban, kami tidak diisinkan menggunakan Mobile Phone (BB) dan
apalagi media sosial seperti Email, FB dan Twitter. Kita terpaksa harus
kembali ke Jama Bahule dan mejadi masyarakat yang bukan progresif tapi
sebaliknya regresif karena tidak melihat ke depan dan ke luar ( Looking
forwards and looking outwards) tapi hanya selalu melihat ke belakang dan
ke dalam (Looking backwards and inwards) nah bagaiman Islam mau maju?,
sungguh menyedihkan dan memprihatinkan.
Contohilah
negara-negara berpenduduk majoritas Islam dan terbuka dan maju sperti
Malaysia, Bahrain,Qatar, Kuwait, Jordania dan Kota Doha. Ingat ketika
masyarakat itu miskin dan terbelakang akan mudah dijajah dan diduduki
oleh negara-negara maju atau bahkan akan terjadi kasus kelaparan perang
saudara karena berebutan sumber daya yang sangat terbatas dan Supremasi
hukum tidak berjalan.
Lihat contoh negara-ngara Islam
di Afrika sperti Somalia, Sudan, Nigeria sampai sekarang terjadi perang
saudara dan kelaparan serta kemiskinan melanda negeri yang majoritas
Muslim ini sementara elit-leitnya hidup senang dan tenang dan berlimpah
kekayaan sedangkan rakyatnya menderita kemiskinan dan kelaparan dan
kasus kriminal rentan terjadi di mana-mana.
Makanya penting juga
membaca media Internasional dan menyaksikan TV Internasional setiap hari
supaya ada refernsi dan kita ketahui dengan jelas apa yang terjadi di
negara-negara berpenduduk majoritas Muslim.
Di negara
makmur hukum dan ketertiban berjalan baik dan hampir tidak terjadi gap
ekonomi antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Negara makmur
skarang dan stabil justru negara-negara Eropa yang menganut paham
Sosialis-Demokrat walaupun negara-negara Demokrasi-Kapitalis di Amerika
Utara, Australia, New Zealand dan Sebagian Eropa Barat tetap eksis dan
tetap berdaya saing unggul.
Jadi keliru menapsirkan
bahwa rejeki itu sudah dipersiapkan oleh Allah dan jangan takut karena
pasti dijamin kehidupan umat Islam dan tidak akan ada anggota keluarga
yang kelaparan. Namun, masalahnya jika tidak bekerja dengan giat pasti
rejeki tidka akan datang dengan sendirinya. Betul Allah telah
menjanjikan rejeki tapi mirip hidangan sudah ada di atas meja tapi kalau
kita sendiri tidak mau melayani diri kita sendiri untuk memasukkan ke
dalam mulut mana mungkin kita bisa kenyang dan tidak mungkin akan ada
yang mau menyuap anda untuk makan hidangan yang telah disediakan Allah
di atas meja. juga dalam Islam diperintahkan Allah bertebaran di muka
bumi untuk mencari rejeki. Dan juga harus di ingat bahwa dalam Islam
Allah akan menaikan derajat orang yang berilmu.
Selama
ini umat Islam terus trauma dan dihantui oleh bayang-bayang negara
imperealis penjajah yang pernah menjajah dan menindas negara-negara
miskin dan atau negara dunia ketiga. Kita berhak mengkritisi dan mencaci
maki masalah homoseksual, lesbian dan pergaulan bebas seperti yang
dipraktekkan di negara-negara maju padahal perbuatan bejat dan tindak
pidana korupsi yang menjadikan negara ini miskin juga merajalela di
mana-mana. Ingat di negara maju ada UU yang mengatur masalah pelanggaran
sex (sex offensive). Misalanya, tidak boleh melakukan hubungan sex
dengan anak-anak di bawa usia 18 tahun dan jika didapatkan orang
melakukan hubungan sex dengan anak-anak berusia di bawa 18 tahun maka
sangsinya sanga berat dan dianggap molesting tapi lihat apa yang terjadi
di negeri ini dari beberapa hasil survery oleh sejumlah LSM, banyak
anak-anak belasan tahun sudah pernah melakukan hubungan sex bebas.
Jadi
kesimpulannya jangan dendam kusumat dengan negara-negara maju yang nota
bene pernah jadi penjajah dan berideologi Demokrasi liberalis. Ambilah
yang baik-baik dan buanglah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ada
banyak ajaran dari negara-negara barat yang mungkin sangat bagus
sehingga menjadikan mereka maju dan terus memiliki daya saing yang luar
biasa. Dan dari perspektif sejarah Ilmu pengetahuan dan perdaban umat,
banyak literatur yang menyatakan bahwa ajaran yang diterapkan oleh barat
justru ada yang bersumber dari ajaran Islam. Lalu kenapa kebanyakan
negara-negara yang majoritas berpenduduk Islam disebutkan oleh laporan
sejumlah media masih mengalami ketertinggalan dan bahkan banyak yang
menderita miskin bahkan terus terjadi perang saudara yang berkepanjangan
sperti di Afrika dan Timur Tenga?. Mungkin saatnya umat Islam melakukan
introspeksi dan lebih banyak melakukan dakwah bilhal (Action) yang
positif dan produktif dan bukan hanya melulu melakukan dakwa verbal
(lisan dan terlalu sibuk menyalahkan orang lain seperti pepatah lama
mengatakan Gajah di pelupuk mata tidak kelihatan tapi semut di seberang
lautan nampak jelas.
Salam Perubahan
Mochtar Marhum
Academic, Peace Acitiviest
Mantan Aktivist Pemuda Remaja Masjid Mujahidin Kabupaten Tolitoli
dan Ex-Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Korwil Australia Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar