Tulisan ini bermaksud melakukan otokritik dan menyarankan kepada
saudara-saudaraku sesama umat Muslim untuk juga melakukan introspeksi
pada diri kita masing-masing di tengah-tengah isu santer yang di muat
di media Nasional dan Internasional tentang masalah intoleransi,
kebebasan berekpresi dan masalah HAM di Indonesia.
Kedatangan
Irsad Manji, aktiviest Feminis Muslim yang ingin mempromosikan dan
melaunching bukunya mendapat resistensi pelarangan keras oleh ORMAS
keagamaan berupa tekanan, ancaman dan intimidasi. Rencana diskusi
bedah buku dengan sejumlah aktivist, mahasiswa, akademisi dan berbagai
komponen masyarakat mendapat aksi pentangan dan pembubaran dari
kelompok ORMAS garis keras. Dalam wawancara dengan TV Australia
Network program focus Asia-Pacific pada hari Minggu lalu, Irsa Manji
mengaku ada beberap orang staf dan pengikutnya sempat mengalami
kekerasan oleh aktivist Ormas keagamaan.
Alasan menolak
kedatangan Manji oleh Ormas keagaaman adalah karena Irsad Manji
dituduh Aktivis Feminis yang mengaku Muslim serta berjuang keras
mempromosikan HAM, kesetaraan dan Keadilan Gender dan juga hak-hak
kelompok minoritas kaum Homo-Sexualitas, Lesbian dan juga dituduh
mempromosikan kebebasan Sex sperti budaya di negara Barat tempat
tinggalnya sekarang. Padahal dalam wawancara Manji sendiri mengaku
bahwa tujuannya ke Indonesia sama sekali tidak bertujuan untuk
mempromosikan apa yang dituduhkan pada dirinya.
Manji
juga pernah menceritakan pengalamannya bahwa dia dan keluarganya yang
keturunan India pernah menetap di Afrika (Uganda) juga dulu pernah
menjadi korban pelanggaran HAM oleh Pemerintahan Diktator Idi Amin yang
mengaku Muslim tapi membunuh saudara-saudaranya sesama Muslim di
Afrika dan ketika terjadi perang Saudara Manji dan keluarganya
terpaksa harus meminta suaka politik di Canada dan akhirnya menetap di
Amerika (US). Dalam testimonya Manji selalu berterima kasih pada
negara-negara maju Demokrasi mempraktekkan Humanisme dan telah berbaik
hati membantu menyelamatkan rakyat lemah yang terpinggirkan. Manji
dan keluarganya telah diselamatkan dulu dari perbuatan barbar
pemerintahan Diktator Idi Amin yang mengaku Islam tapi perbuatannya
tidak Islami. Dari pengalaman buruk yang pernah dialami Manji dan
keluarganya ini sehingga Manji merasakan akan pentingnya Isu HAM
diangkat dan dipromosikan.
Isu kedatangan Lady Gaga
Konser di Indonesia juga mendapat resistensi dan penentangan keras
oleh Ormas keagamaan. Lady Gaga dituduh berpenampilan Seronok, pemuja
setan. Content lagu-lagunya tidak sesuai dengan adat ketimuran dan
penampilannya seronok dan sangat seksi bisa mempengaruhi moralitas
anak mudah. Padahal menurut Said Agil Siraj dari DPP NU, dalam acara
dialog Indonesia Lawywers Club di tayangkan di TV One, beliau katakan
biar sejuta artis seperti Lady Gaga tidak akan mempengaruhi Iman Umat
Islam di Indonesia.
Lalu kenapa anggota Ormas Islam
sangat agressif dan menayangkan surat ancaman dan menekan POLRI. Tidak
bermaksud menjadi fans pendukung Lady Gaga tapi hanya ingin
berkomentar dan menanggapi isu santer ini dengan sekali lagi mengatakan
bahwa jika penampilannya Lady Gaga seronok dan sangat sexy dan tidak
sesuai adat ketimuran tapi kan banyak juga artis asing sebelum Lady
Gagakelihatan lebih sexy dan seronok juga pernah tampil di Indonesia
tanpa reaksi sekeras isu kedatangan Lady Gaga.
Mungkin
juga ada sisi positifnya jika kita mau mencari digoogle kegiatan
positip aksi amal yang juga pernah dilakukan oleh Lady Gaga bisa
dilihat di Internet, ada banyak aksi yang juga sangat positif dan
berimplikasi pada humanisme dan kegiatan sosial yang sangat
bermaamfaat yang melibatkan kontribusi positif. Sebut saja Konser Amal
membantu Korban Tsunami di Jepang, Korban Gempa di Haiti dan Korban
Kemanusiaan di di beberapa negara di Afrika telah melibatkan Lady Gaga
dalam aksi kemanusian dompet amal membantu para korban dan
keluarganya.
D Indonesia ada banyak artis lagu-lagu Pop
dan Dangdut yang penampilannya di Panggung menyaingi penampilan
Vulgar, Seronok dan Sexy. Mereka adalah Lady Jupe, Lady Dewi Persik,
Lady Agnes Monica, Lady Anisa Bahar, Lady Inul Daratista dan Lady Trio
Macan. Kalau bilang gayanya seni panggung Lady Gaga mengundang Porno
aksi di Indonesia juga masyarakat sudah tidak asing lagi dengan
konser lagu dangdut yang terkadang sangat Vulgar dan sexy. Tari
telanjang striptease ternyata juga sudah ada tidak hanya di Jakarta
tapi juga sudah ada di daerah-daerah walaupun sembunyi-semubunyi dan
bermain kucing-kucingan dengan petugas. Tari perut (Belly Dance)yang
sangat erotis itu dan berasal dari Mesir juga sudah ada di Indonesia
bahkan di beberapa daerah juga sudah dikursuskan kepada anak-anak
gadis. Di Sulawesi Selatan terkadang di pesta pengantin jelang tengah
malam sering tampil acara Candoleng-ndololeng yang mana penampilan
penyannyi/penari di konser Candoleng-doleng berpakaian sangat seksi dan
erotis serta pertunjukkannya juga tidak hanya disaksikan oleh orang
dewasa tapi juga ada anak-anak yang menonton. Kalau dibilang content
syair lagunya Lady Gaga tidak sopan dan tidak sesuai adat ketimuran
tapi di Indonesia lagu-lagu dangdut dan Pop juga syair lagunya banyak
yang Vulgar dan kedengaran Tabu misalnya Lagu Bela Durian, Keong
Racun, Nyai Ronggeng.Syair Lagunya Ahmad Dhani , aku ingin BERCINTA
(Ingat bercinta itu artinya MAKING LOVE ML = Berhubungan Sex) syair
lagu ini juga kedengaran Tabu.
Jika dibilang seni
pertunjukkan yang ditampilkan Lady Gaga mengandung konotasi pemuja
setan. Kata Jurnalis Kawakan, Ridwan Saidi, di Indonesia banyak juga
seni yang berbau Mistis seperti tarian Kuda Lumping yang penarinya
bisa kemasukkan setan. Juga di Indonesia banyak siaran TV yang
mempertontonkan acara-acara ritual Mistis di Kuburan dan tempat-tempat
anker. Banyak orang yang berjudi dan meminta petunjuk dan
keberutungan dari temapat-tempat yang dianggap keramat. Juga di
Indonesia sangat sering anak-anak ABG kemasukan setan dan juga ada
banyak kasus orang tua digoda setan sehingga melakukan perbuatan
bejat atau juga tergoda oleh setan dan melakukan tindak pidana
korupsi.
Hanya masalahnya mungkin banyak orang yang
hanya selalu melihat suatu pemasalahan dari perspektif tunggal dan
terpengaruh oleh pandangan negative stereotyped dan sikap prejudicious
serta Xenopobia. Sama dengan sikap sebahagian orang asing yang
memiliki pandangan stereotyped dan Islamophobia dan menganggap bahwa
Islam itu dekat dengan aksi kekerasan dan terorisme dan melihat bahwa
semua Muslim itu sama yaitu mencintai aksi kekerasan. Ini merupakan
pandangan yang keliru dan kata Prof. Arif Budiman dari Melbourne
University, All Muslims are put in the same basket. Padahal
sebenarnya Islam itu adalah agama yang damai dan tidak ada yang salah
dengan ajaran Islam tapi ada segelintir umatnya yang keliru
menerapkan ajaran Islam. Dengan kata lain, terkadang ada segelintir
umat Islam yang mungkin punya pandangan garis keras sebagai
hardliners, sangat intolerant, menentang kebebasan berekspresi dan
selalu mau monopoli kebenaran dan bahkan lebih ekstrim lagi kelompok
di luar jemaahnya walaupun sesama Islam dianggap kafir.
Juga
Kenyataannya bahwa majoritas umat Muslim sangat moderat dan
tolerant walaupun kebanyakan juga mereka ada yang berada pada posisi
the silent majority dan hanya sebahagian kecil yang mengaku reformist
dan mau mengekpresikan dan mengartikulasikan hal-hal yang perlu
dikritisi dan dan dicarikan solusinya untuk kebaikan umat Islam di
masa yang akan datang.
Salam Perubahan
Mochtar Marhum
Akademisi UNTAD, Aktivist Damai
Mantan Akvtivis Pemuda Remaja Islam Masjid Mujahidin
Kabupaten Tolitoli dan Mantan Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
KORWIL AUSTRALIA SELATAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar