Rabu, 14 Juni 2017

KARENA PANCASILA DAN KEHENDAK ALLAH SEHINGGA INDONESIA MASIH ADA


Oleh: Mochtar Marhum
Tragedi kemanusian dan perang saudara dalam beberapa dekade terakhir ini telah memperlihatkan pemandangan yang menyedihkan. Kasus Balkanisasi yang menimbulkan disintegrasi bangsa dan tragedi kemanusian yang sangat menyayat hati berujung pada fregmentasi daerah menjadi negara-negara kecil diteluk balkan.

Belum hilang ingatan kita dengan tragedi balkanisasi, muncul kasus Arab Spring (Revolusi Arab) yang telah berhasil menggulikan rezim otoriter di beberapa negara Jazirah Arab tapi efeknya justru tidak membuat negara bangsa (Nation State) di negara-negara berpenduduk majoritas Muslim itu menjadi stabil dan aman. Sebaliknya justru perang saudara dan Proxy War yang terjadi di beberapa negara Jazirah Arab justru sampai sekarang masih berlangsung. Kehadiran ISIS atau Daesh yang menggantikan peran AlQaidah justru tambah memperkeruh keadaan di Timur Tengah.

Dan berita yang paling anyer yaitu kasus pemberontakan Militan di Marawi Philipina versus Militer Philipina yang telah mengorbankan ratusan rakyat tak bersalah dan menyebabkan pengungsi membanjiri beberapa wilayah Philipinan Selatan. Dan juga dikhawatirkan akan punya dampak pengaruh terhdapa stabilitas keamanan regional di wilayah negara tetangga Indonesia dan Malaysia jika tidak mampu diatasi permsalahan politik dan keamanan.

Intervensi negara-negara sekutu Barat (Western Power) versus Rusia dan afiliasi negara Timur Tengah dan Teluk Parsi yang ingin menjadi mediator dan juru damai ironisnya justru hanya lebih memerperkeruh suasana politik di Syria, Yaman, Afganistan dan Libya. Perang saudara menimbulkan penderitaan rakyat yg berkepanjangan.

Telah ada jutaan rakyat tak bersalah mati sia-sia, bom meledak hampir setiap saat. Jutaan penduduk jadi pengungsi dan pencari suaka. Mereka kari mengungsi ke Eropa, Amerika dan Australia, negara makmur (welfare states) yang relatif sangat damai dan stabil.

Banyak negara yang hancur porak poranda akibat perang saudara. Ironisnya mereka yg terlibat perang saudara memiliki agama dan kepercayaan yg sama, dari latar belakang suku bangsa yg sama, menggunakan bahasa yg sama.

Namun akibat ego dan ambisi politik ingin tetap mempertahankan kekuasaan dan diperburuk dgn sifat pemerintah yg otoriter dan korup dan juga diperkeruh dgn adanya politik pecah belah sehingga persatuan bangsa terkoyak dan perang saudara tak dapat dihindari yang membuat rakyat jadi korban kebiadaban dan penderitaan yang berkepanjangan.

Alhamdulillah Indonesia punya Pancasila yang bisa jadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Masih banyak rakyat yg memelihara dan cinta Bhineka Tunggal Ika.

Menurut sejumlah pakar konflik, perbedaan dalam masyarakat bisa memicu potensi konflik dan semakin besar perbedaan di tengah masyarakat semakin besar potensi konflik horisontal.
Namun, teori dan pendapat para pakar konflik mungkin tersebut tidak kompatibel dengn kondisi kemajumukan di Indonesia dan Alhamdulillah walaupun Indonesia sangat majemuk tapi fakta kemajemukan bangsa Indonesia justru tidak sampai membawa Indonesia ke jurang perpecahan dan potensi jadi negara gagal (Failed States).

Fakta membuktikan di Indonesia ada kurang lebih 700 bahasa daerah. Ada banyak suku dari masyarakat adat yg berbeda. Ada banyak warga keturunan yang telah bersumpah setia kepada NKRI. Terdapat beberapa agama dan aliran kepercayaan yg telah diakui oleh negara. Semua perbedaan itu bukan menjadi ancaman bagi persatuan Indonesia tapi justru merupakan rahmat bagi bangsa Indonesia.
Walaupun Persatuan Indonesia telah beberapa kali diuji melalui pemberontakan dan ancaman gerakan separatisme, mulai dari kasus DII TII, gerakan separatisme Aceh (GAM), Gerakan OPM di Papua dan potensi separatisme di Maluku serta belumnya salah satu Provinsi Indonesia lepas di era Reformasi, Alhamdulillah merah putuh masih berkibar di bumi nusantara. Gerakan sektarian HTI dan potensi bangkitnya Khilafah serta isu liar bangkit kembalinya PKI di Indonesia semua bisa dilawan dengan Pancasila dan Bhineka Tunggak IKA.

Bangsa Indonesia harus bersyukur punya Pancasila dan telah banyak negara asing yang ingin belajar dari Indonesia yang majemuk tapi tetap merawat persatuan dan kesatuan bangsa liwat Pancasila sehingga Indonesia masih ada sampai saat ini.

Sampai detik ini Alhamdulillah Indonesia masih ada karena Pancasila masih dipercaya dan dicintai oleh rakyat Indonesia . Dan Indonesia kemungkinan bisa bubar jika Pancasila tidak lagi dipercaya dan diabaikan.

Saya Indonesia Saya Pancasila. Mengucapkan Selamat Hari Lahirnya Pancasila.

Penulis: Ketua Forum Dosen Indonesia (FDI) Sulawesi Tengah, Dosen dan Peneliti yang Concerned dengan Isu-Isu Sosial-Humaniora

Tidak ada komentar:

Posting Komentar