Rabu, 11 April 2012

MOGOK NASIONAL VS KINERJA PROFESIONAL

Berita aksi Demo yang dilakukan oleh aparat (PNS) di Indonesia cukup menjadi bahan perhatian masyarakat. Beberapa waktu lalu, guru sekolah menengah menuntut perbaikan tunjangan dan akhirnya pemerintah mebuat kebijakan sertifikasi guru dan dosen untuk merespon tuntutan mereka. Demikian juga aparat negara yang lainnya pernah menuntut diberikan renumerasi dan akhirnya pemerintah juga memenuhi tuntutan mereka. Akhir-akhir ini media ramai memberitakan tuntutan para hakim agar pemerintah memperhatikan kebutuhan dasar mereka.

Metro TV menayangkan dan menyiarkan isu Hakim ancam mogok nasional menuntut kebutuhan dasar diperhatikan pemerintah walaupun sudah ada tunjangan/renumurasi. Dikhawatirkan Jika hakim mogok perkara terus menumpuk. Moga yang mogok bukan hakim atau aparat lain serta profesional lainnya.

Kalau Hakim demo menuntut perbaikan kesejahteraan sebaiknya pemerintah dan rakyat patut pertanyakan kinerja mereka selama ini. Apa kinerja mereka sudah baik jika iya, pemerintah layak menaikan kesejahteraan mereka. Namun, dari beberapa laporan media masih banyak rakyat belum puas dengan kinerja Hakim termasuk dalam vonis yang dijatuhkan Hakim sering melukai rasa keadilan alias rakyat sering belum puas.

Dalam kontekskasus gerakan Mogok Nasional, Dosen negeri maupun swasta tidak pernah mengancam mogok secara Nasional seperti Hakim walaupun dosen sudah disekolahkan sampai pendidikan formal paripurna S3 (Dr./PhD.) dan sudah diberikan tunjangan fungsional, lauk-pauk dan Sertifikasi dosen.Dosen di Indonesia selama ini belum pernah ngancam mogok Nasional walaupun mereka sudah cape-cape berjihad menuntut Ilmu sekolah sampai pendidikan S3 (Dr./PhD) dan ketika sekolah jauh cukup mendapat tantangan karena harus meninggalkan keluarga anak-anak, istri atau suami selama bertahun-tahun dan setelah kembali gajinya tidak serta naik tinggi dibandingkan dengan dosen-dosen di luar negeri yang kehidupannya sangat sejahtera. Bahkan dosen di Indonesia juga sering kecewa  karena misalnya honor dan tunjangan Sertifikasi dosen lambat dibayar tapi dosen tetap sabar dan tidak pernah mengancam Demo Nasional atau mogok Nasionalonal. Juga Yang jdi masalah besar kalau gerakan Mogok di negeri ini seperti wabah penyakit yang bisa menjangkiti tenaga-tenaga profesional lainnyai.

Kita patut apresiasi kinerja aparatur negara jika kinerja mereka memuaskan alias tidak mengecewakan rakyat. Kita semua wajib mendukung tuntutan Hakim jika misalnya mereka betul-betul telah menunjukkan dedikasi yang tinggi dan prestasi yang membanggakan dalam profesi penegakkan hukum. Walaupun kita tentu turut perihatin melihat kondisi perumahan hakim misalnya seperti yang ditayangkan di media, misalnya ada sejumlah perumhanan hakim di beberapa daerah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Di sisi lain jika pembenaran (justifikasi) mereka harus dikasihani karena banyak dari rumah dinas mereka yang sudah tidak pernah terawat atau direnovasi dan kondisinya sangat memprihatinkan. Dari pengamatan saya, bukan hanya rumah dinas Hakim yang kondisinya memprihatinkan, rumah Dinas TNI juga banyak yang cukup memprihatinkan.

Jadi kita juga harus melihat kondisi perumahan aparat negara yang lain misalnya Perumahan Dinas TNI. Asrama TNI misalnya yang ada di Kota Palu ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah. Dari pengamatan saya sebagai akademisi yang kritis dengan masalah-masalah Sosial-Humanionra dan menetap di Palu, saya sangat prihatin dengan kondisi perumahan Dinas TNI di sepanjang Jln Juanda Kota Palu. Perumahan dinas itu ada yang ditempati Perwira TNI dan kondisinya juga cukup memperihatinkan. Demikian juga Asrama TNI di depan KOREM kota Palu dan juga mungkin di daerah lain di negeri tercinta ini kondisi perumahan Dinas TNI juga kondisinya memprihatinkan. Namun, saya sangat kagum dan bangga karena TNI dan keluarganya sangat sabar dan mungkin tidak pernah mengeluh atau bahkan mengancam akan Demo atau mogok Nasional seperti para Hakim yang menuntut perbaikan kersejahteraan termasuk renovasi rumah dinas mereka.

Moga yang mogok bukan Guru/Dosen, hakim atau aparat lain serta profesional lainnya. Mari kita smua berdoa dan berharap semoga KORUPTOR dan PROVOKATOR juga mau MOGOK. Koruptor menyebabkan negeri ini miskin dan Provokator menciptakan dan melestarikan konflik di negeri ini.

Semoga yang mau mogok selama-lamnya hanya profesi Koruptor dan provokator.!!!!!...hehehehehehe..


Salam Perubahan
Mochtar Marhum
Akademisi, Aktivis Damai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar