Dari latar belakang keluarga dan prestasi yang dicapai Prabowo selama
bertugas sebagai perwira TNI patut dibanggakan walaupun karir militernya
harus berakhir dgn catatan kelam yaitu dipecat dgn tidak hormat oleh
Dewan Kehormatan Perwira (DKP) atas perintah Presiden BJ Habibi sebaga
panglima tertinggi (Commander in Chief)
karena telah terindikasi terlibat kasus penculikan dan beberapa kasus
lainnya yang dalam kamus hukum dianggap merupakan kejahatan terhadap
kemanusian (Crime against humanity) atau pelanggaran HAM. Prabowo juga
di beberapa media yang terbit di Indonesia dan luar negeri dilaporkan
memiliki kewarganegaraan Ganda (Bi-Citizenship) yaitu Indonesia dan
Jordania. Dalam UU KPU Pasal 6 ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 5 huruf b UU
nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
"Isinya menyatakan syarat menjadi capres atau cawapres adalah Warga
Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri tapi tuduhan kepemilikan
kwarganegaraan ganda Prabowo telah dibantah oleh Sekjend Garindra,
Fadily Zone.
Banyak orang yang bangga dengan Prabowo karena
pertama sikap tegasnya dan kewibawaannya. Keberhasilan memimpin Parpol
Garindra hingga meraih suara terbesar ketiga dalam Pemilu Legislatif
tahun ini menjadi perhatian utama dan apresiasi. Parpol yang dipimpinya
berhasil naik ke peringkat tiga dan secara pesentasi menurut sejumlah
pengamat berhasil memperoleh kenaikan emapat kali lipat dibandingkan
pada Pemilu legislatif tahun 2009. Dari latar belakang keluarga banyak
yang bangga karena Prabowo adalah anak seorang Guru Besar (Profesor
Ekonomi) tapi tidak pernah menonjolkan diri bahwa beliau adalah anak
seorang Guru Besar. Sejumlah teman-teman di Kota Palu bahkan sempat
berkelakar dan mengatakan bahwa sedangkan di Palu saja ada seorang Caleg
DPR yang memperkenalkan dirinya melalui Baliho yang terpasang besar di
beberapa ruas sudut kota dan tertulis "Anak Guru Mengaji Menuju Senayan"
dan Setelah gagal ke Senaya berniat mencalonkan diri jadi Walikota dan
membuat Baliho kembali bertuliskan "Anak Guru Mengaji menuju Palu 1".
Kata teman saya dengan kesederhanan Prabowo jika diparalelkan beliau
tidak pernah memperkenalkan latar belakang orangtuanya dan membuat
Baliho Besar dan bertulisakan "Anak Guru Besar Menuju Istana".
Prabowo punya pengalaman Internasional karena pernah tinggal, belajar
dan bekerja di luar negeri sama seperti yang pernah saya alami. Dalam
wawancara dengan beberapa teman dekat Prabowo semasa sekolah dan
mengikuti pendidikan AKABRI, banyak teman-temanya yang menilai bahwa
Prabowo termasuk perwira Militer yang paling cerdas. Dia menguasai tiga
bahasa asing dengan fasih yaitu Bahasa Inggris, Francis dan Jerman.
Dalam beberapa catatan media disebutkan beliau punya karir cemerlang di
Militer dan prestasi lainnya di luar Militer termasuk menjadi pengusaha,
Ketua Umum Parpol Garindra dan ketua umum beberapa Organisasi sosial.
Namun, dalam konteks pengalaman kerja di sektor pemerintahan tidak
memilikinya. Prabowo hanya punya pengalaman kepemimpinan di Militer,
Organisasi Sosial dan Parpol. itu juga dalam beberapa catatan dan
laporan media disebutkan Prabowo tidak punya pengalaman teritorial yaitu
pengalam bertugas dan berkarir di daerah misalnya dia tdk pernah
bertugas sebagai Dandim, Danrem dan Pangdam. Jadi beliau tidak punya
pengalaman teritorial di daerah seperti beberapa perwira TNI kebanyakan
yang punya pengalaman bertugas di daerah selama bertahun-tahun.
Pengalamannya bertugas di luar Jakarta hanya bersifat insidentil
(sewaktu-waktu dan tapi tugas itu relatif singkat). Misalnya bertugas di
Timortimor selama masa transisi dan proses Integrasi dan juga pernah
bertugas di Mapanduma Papua ketika membebaskan tim peneliti yg diculik
OPM. Harus diakui bahwa prestasinya selama bertugas di Militer sangat
baik dan dibanggakan.
Beliau disebut punya karir dan
kepangkatan yg luar biasa hebat dan melejit walaupun banyak media dan
pengamat yg memberikan catatan bahwa karirnya yang melejit pada waktu
pemerintahan orde baru karena kebetulan martuanya President. Kemudian
menyangkut pengalaman berkarir di pemerintahan dari beberapa catatan dan
sumber di berbagai media tidak ditemukan bahwa Prabowo punya riwayat
pekerjaan sebagai penyelenggara negara (Pengalaman dalam pemerintahan).
Prabowo tidak pernah punya pengalaman mejabat sebagai pejabat tinggi
Negara atau penyelenggara negara yaitu sebagai kepala pemerintahan di
daerah misalnya sebagai Bupati dan Gubernur padahal peluang pada waktu
itu besar sekali dan peluang untuk meraih jabatan tersebut terbuka lebar
apalagi beliau termasuk salah seorang perwira militer yang masuk dalam
ring satu Istana Kresidenan dan ditambah lagi pada waktu itu ada
kebijakan Dwifungsi ABRI di mana banyak Perwira Militer dikaryakan
menjadi Kepala Daerah (Bupati atau Gubernur) contohnya pengalaman di
Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah selama beberapa Priode Bupatinya dari
Perwira TNI yang dikaryakan dan juga bahkan pada waktu itu sampai di
tingkat pemerintahan yg lebih rendah ada juga perwiraTNI yg mendapat
tugas sebagai camat dan bahkan ada juga jabatan di bawanya. Yang jelas,
pengalaman memimpin di sektor Pemerintahan Sipil beda dengan pengalaman
memimpin di Milter. Dari perspektif perilaku organisasi pemerintahan dan
kultur pemerintahan antara Pemerintahan Sipil dan Militer berbeda.
Misalnya di Militer menggunakan sistem garis komando, tegas dan sangat
disiiplin serta sangat menghormati dan taat dengan Hirarki kepangkatan
dan senioritas. Sebaliknya dalam pemerintahan sipil beda dan lebih
terbuka dan bisa ada kompromi atau negosiasi. dan tidak kaku
Namun, sebenarnya tdk etis menurut saya membuat dikotomi antara TNI dan
SIPIL walaupun itu fakta. Bagi saya kepala Pemerintahan yang baik itu
dari latar belakang Militer atau Sipil sama saja yg penting punya
pengalaman dalam Pemerintahan, menjadikan rakyat merasa aman, dilindungi
hak-hanya dan diperhatikan kesejahteraannya. Selanjutknya Lepas dari
kelebihan ataupun kekurangannya, kita bisa menilai bahwa Presiden Sby
juga merupakan president dari latar belakang Militer tapi beliau sangat
terbuka dan demokratis. Saya termasuk salut dengan beliau karna beliau
satu-satunya President Indonesia yang selama priode Pemerintahannya
berhasil melakukan penegakkan hukum terutama di bidang kasus tindak
pidana korupsi (TIPIKOr) walaupun ada juga terdapat berita kontroversial
dalam beberapa kasus tertentu berkaitan dengan proses penindkan hukum
yang diduga terdapat anomaly. Harus di akui bahwa belum ada
President-presedent terdahulu yang selama pemerintahannya mampu mnyeret
pejabat tinggi negara setingkat Mentri diadili karena tersandung masalah
korupsi. Pemerintahan SBY melaksanakan penegakkan Hukum walaupun
kenyataannya itu sangat pahit bahkan pernah menyeret kerabat dekat
beliau termasuk seorang Besannya dan juga ada beberapa elit parpolnya
yang kini tersandung masalah hukum dan ditindaki tanpa pandang bulu.
Penulis: Akademesi, Aktivist Damai dan Blogger Isu-Isu Sosial Humaniora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar