Minggu, 25 Mei 2014

BEBERAPA CATATAN DAN PENILAIN TENTANG PRABOWO (CAPRES 2014). Oleh Mochtar Marhum

Dari latar belakang keluarga dan prestasi yang dicapai Prabowo selama bertugas sebagai perwira TNI patut dibanggakan walaupun karir militernya harus berakhir dgn catatan kelam yaitu dipecat dgn tidak hormat oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP) atas perintah Presiden BJ Habibi sebaga panglima tertinggi (Commander in Chief) karena telah terindikasi terlibat kasus penculikan dan beberapa kasus lainnya yang dalam kamus hukum dianggap merupakan kejahatan terhadap kemanusian (Crime against humanity) atau pelanggaran HAM. Prabowo juga di beberapa media yang terbit di Indonesia dan luar negeri dilaporkan memiliki kewarganegaraan Ganda (Bi-Citizenship) yaitu Indonesia dan Jordania. Dalam UU KPU Pasal 6 ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 5 huruf b UU nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. "Isinya menyatakan syarat menjadi capres atau cawapres adalah Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri tapi tuduhan kepemilikan kwarganegaraan ganda Prabowo telah dibantah oleh Sekjend Garindra, Fadily Zone.

Banyak orang yang bangga dengan Prabowo karena pertama sikap tegasnya dan kewibawaannya. Keberhasilan memimpin Parpol Garindra hingga meraih suara terbesar ketiga dalam Pemilu Legislatif tahun ini menjadi perhatian utama dan apresiasi. Parpol yang dipimpinya berhasil naik ke peringkat tiga dan secara pesentasi menurut sejumlah pengamat berhasil memperoleh kenaikan emapat kali lipat dibandingkan pada Pemilu legislatif tahun 2009. Dari latar belakang keluarga banyak yang bangga karena Prabowo adalah anak seorang Guru Besar (Profesor Ekonomi) tapi tidak pernah menonjolkan diri bahwa beliau adalah anak seorang Guru Besar. Sejumlah teman-teman di Kota Palu bahkan sempat berkelakar dan mengatakan bahwa sedangkan di Palu saja ada seorang Caleg DPR yang memperkenalkan dirinya melalui Baliho yang terpasang besar di beberapa ruas sudut kota dan tertulis "Anak Guru Mengaji Menuju Senayan" dan Setelah gagal ke Senaya berniat mencalonkan diri jadi Walikota dan membuat Baliho kembali bertuliskan "Anak Guru Mengaji menuju Palu 1". Kata teman saya dengan kesederhanan Prabowo jika diparalelkan beliau tidak pernah memperkenalkan latar belakang orangtuanya dan membuat Baliho Besar dan bertulisakan "Anak Guru Besar Menuju Istana".

Prabowo punya pengalaman Internasional karena pernah tinggal, belajar dan bekerja di luar negeri sama seperti yang pernah saya alami. Dalam wawancara dengan beberapa teman dekat Prabowo semasa sekolah dan mengikuti pendidikan AKABRI, banyak teman-temanya yang menilai bahwa Prabowo termasuk perwira Militer yang paling cerdas. Dia menguasai tiga bahasa asing dengan fasih yaitu Bahasa Inggris, Francis dan Jerman. Dalam beberapa catatan media disebutkan beliau punya karir cemerlang di Militer dan prestasi lainnya di luar Militer termasuk menjadi pengusaha, Ketua Umum Parpol Garindra dan ketua umum beberapa Organisasi sosial.

Namun, dalam konteks pengalaman kerja di sektor pemerintahan tidak memilikinya. Prabowo hanya punya pengalaman kepemimpinan di Militer, Organisasi Sosial dan Parpol. itu juga dalam beberapa catatan dan laporan media disebutkan Prabowo tidak punya pengalaman teritorial yaitu pengalam bertugas dan berkarir di daerah misalnya dia tdk pernah bertugas sebagai Dandim, Danrem dan Pangdam. Jadi beliau tidak punya pengalaman teritorial di daerah seperti beberapa perwira TNI kebanyakan yang punya pengalaman bertugas di daerah selama bertahun-tahun. Pengalamannya bertugas di luar Jakarta hanya bersifat insidentil (sewaktu-waktu dan tapi tugas itu relatif singkat). Misalnya bertugas di Timortimor selama masa transisi dan proses Integrasi dan juga pernah bertugas di Mapanduma Papua ketika membebaskan tim peneliti yg diculik OPM. Harus diakui bahwa prestasinya selama bertugas di Militer sangat baik dan dibanggakan.

Beliau disebut punya karir dan kepangkatan yg luar biasa hebat dan melejit walaupun banyak media dan pengamat yg memberikan catatan bahwa karirnya yang melejit pada waktu pemerintahan orde baru karena kebetulan martuanya President. Kemudian menyangkut pengalaman berkarir di pemerintahan dari beberapa catatan dan sumber di berbagai media tidak ditemukan bahwa Prabowo punya riwayat pekerjaan sebagai penyelenggara negara (Pengalaman dalam pemerintahan). Prabowo tidak pernah punya pengalaman mejabat sebagai pejabat tinggi Negara atau penyelenggara negara yaitu sebagai kepala pemerintahan di daerah misalnya sebagai Bupati dan Gubernur padahal peluang pada waktu itu besar sekali dan peluang untuk meraih jabatan tersebut terbuka lebar apalagi beliau termasuk salah seorang perwira militer yang masuk dalam ring satu Istana Kresidenan dan ditambah lagi pada waktu itu ada kebijakan Dwifungsi ABRI di mana banyak Perwira Militer dikaryakan menjadi Kepala Daerah (Bupati atau Gubernur) contohnya pengalaman di Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah selama beberapa Priode Bupatinya dari Perwira TNI yang dikaryakan dan juga bahkan pada waktu itu sampai di tingkat pemerintahan yg lebih rendah ada juga perwiraTNI yg mendapat tugas sebagai camat dan bahkan ada juga jabatan di bawanya. Yang jelas, pengalaman memimpin di sektor Pemerintahan Sipil beda dengan pengalaman memimpin di Milter. Dari perspektif perilaku organisasi pemerintahan dan kultur pemerintahan antara Pemerintahan Sipil dan Militer berbeda. Misalnya di Militer menggunakan sistem garis komando, tegas dan sangat disiiplin serta sangat menghormati dan taat dengan Hirarki kepangkatan dan senioritas. Sebaliknya dalam pemerintahan sipil beda dan lebih terbuka dan bisa ada kompromi atau negosiasi. dan tidak kaku

Namun, sebenarnya tdk etis menurut saya membuat dikotomi antara TNI dan SIPIL walaupun itu fakta. Bagi saya kepala Pemerintahan yang baik itu dari latar belakang Militer atau Sipil sama saja yg penting punya pengalaman dalam Pemerintahan, menjadikan rakyat merasa aman, dilindungi hak-hanya dan diperhatikan kesejahteraannya. Selanjutknya Lepas dari kelebihan ataupun kekurangannya, kita bisa menilai bahwa Presiden Sby juga merupakan president dari latar belakang Militer tapi beliau sangat terbuka dan demokratis. Saya termasuk salut dengan beliau karna beliau satu-satunya President Indonesia yang selama priode Pemerintahannya berhasil melakukan penegakkan hukum terutama di bidang kasus tindak pidana korupsi (TIPIKOr) walaupun ada juga terdapat berita kontroversial dalam beberapa kasus tertentu berkaitan dengan proses penindkan hukum yang diduga terdapat anomaly. Harus di akui bahwa belum ada President-presedent terdahulu yang selama pemerintahannya mampu mnyeret pejabat tinggi negara setingkat Mentri diadili karena tersandung masalah korupsi. Pemerintahan SBY melaksanakan penegakkan Hukum walaupun kenyataannya itu sangat pahit bahkan pernah menyeret kerabat dekat beliau termasuk seorang Besannya dan juga ada beberapa elit parpolnya yang kini tersandung masalah hukum dan ditindaki tanpa pandang bulu.

Penulis: Akademesi, Aktivist Damai dan Blogger Isu-Isu Sosial Humaniora

Tidak ada komentar:

Posting Komentar