Pasca di-uploadnya Film the Innocence of Muslim di youtube dan
ditayangkannya film tersebut di TV di salah satu stasiun TV di Cairo
Mesir, terjadi demonstrasi secara besar-besar di negara-negara yang
majoritas berpenduduk Muslim terutama di Timur Tengah dan Afrika serta
serta di beberapa negara Asia termasuk SIngapura, Malaysia dan Indonesia
dan bahkan juga termasuk di Inggris. Film the Innocence of Muslim
adalah film amatiran yang berdurasi dua jam dan dibuat di Holliwood
Amerika dengan dana yang cukup besar. Dan film tersebut dibuat dan
disponsori oleh seorang warga negara Amerika keturunan Yahudi dan Warga
Amerika keturunan Mesir beragama Kristen.
Dari perspektif sejarah Islam, Rasulullah pada masanya digmbarkan
sebagai figur yang sangat penyabar dan pemaaf. Dalam beberapa kisah,
dikisahkan bahwa Nabi pernah dihina, diserang dan dibuangi kotoran tapi
sebaliknya Nabi Muhammad SAW membalas dengan cara mendoakan orang yang
menzoliminya agar selamat. Bahkan dikisahkan bahwa ada seseorang yang
membenci Nabi dan selalu membuang kotoran di Masjid tempat Nabi
bersembahyang tapi dengan sabar Nabi memungut dan membuang kotoran
tersebut dan hampir setiap hari Nabi mengalami hal penghinaan seperti
itu. Suatu hari orang yang membuang kotoran tersebut tidak pernah
terlihat lagi dan setelah dicari tahu ternyata orang tersebut sakit.
Yang menarik dalam kisah tersebut Nabi membesuk orang yang membencinya
dan mengantarkan obat-obatan dan makanan. Sungguh luar biasa sikap Nabi
yang sangat pemaaf dan penyayang. Mungkin di jaman yang serba modern
dan kompleks sperti sekarang ini jarang kita menemukan orang yang
memiliki sikap dan perbuatan yang seperti ditunjukkan oleh Rasullah.
Dengan sikap tersebut yang diceritakan dalam kisah ini telah membuat
banyak musuh-musuh Nabi tunduk dan akhirnya mengikuti Nabi dan masuk
Islam. Nabi telah melakukan dakwa verbal (lisan) dan sekaligus dakwa
Bilhal (perbuatan) membuat banyak orang tertarik dengan sikap
Rasulullah. Dan sikap Nabi Muhammad SAW harus menjadi tauladan bagi
umatnya tapi berapa banyak umat yang bisa mengikuti sikap dan perbuatan
Rasulullah.
Teringat kata-kata seorang teman bahwa hal-hal yang sangat sensitif bagi
umat Islam adalah ketika ada yang menghina Islam, Nabi Muhammad SAW
dan merusak atau membakar kitab suci Alquran. Bahkan dia kataan tidak
perduli orangnya yang melakukan penghinaan tersebut. Dan jika penghinaan
itu terjadi maka secara sepontan semua umat Islam baik yang fanatik
maupun yang abangan akan mengamuk dan melakukan reaksi keras dan
mungkin kecuali golongan intelektual Muslim yang Moderat akan agak
bersikap bijak menanggapi setiap persoalan semacam itu. Ada beberapa
kisah nyata yang lalu terkait juga dengan masalah isu sensitif membuat
umat Islam bereaksi keras misalnya pada peristiwa demo besar-besaran di
kota Palu kira-kira pertengahan tahun 80-an ketika ada seorang
non-Muslim yang dituduh merobek-robek kitab suci Alquran dan akhirnya
diketahui bahwa orang tersebut adalah orang yang tidak waras. Namun,
akibat isu yang beredar di masyarakat sehingga umat Islam Islam turun
ke jalan dan melakukan aksi besar-besaran dan nyaris menjurus ke aksi
anarkis. Demikian juga belum lama ini sejumlah media asing melaporkan
aksi demonstrasi besar-besaran di Pakistan setelah seorang wanita
pakistan dituduh membakar Alquran tapi setelah diselidiki ternyata
sejumlah fakta ditemukan bahwa aksi itu dilakukan dengan sengaja oleh
seseorang untuk mejatuhkan dan menyudutkan umat kristen yang minoritas
di Pakistan dan juga anak yang dituduh melakukan pembakaran Alquran
adalah anak yang kurang waras dan kebetulan beragama kristen. Dari
insiden serupa dapat terlihat bahwa Umat Islam sangat sensitif dan
mudah sekali tersinggung dan bereaksi keras jika Islam, Nabi Muhammad
dan Kitab Suci Alquran dihina.
Dalam beberapa hari terkahir ini, media sosial dan media masa ramai
melaporkan dan menayangkan aksi demonstrasi besar-besaran akibat
pemutaran film the innocence of Muslim. Insiden demo besar-besaran di
beberapa negara Timur-Tengah dan Afrika. Telah terjadi aksi demonstrasi
anarkis yang menelan korban jiwa terjadi beberapa hari setelah
peringatan tragedi serangan 11 September walaupun mungkin tidak
memiliki kaitannya secara langsung. Juga aksi tersebut terjadi di
negara-negara berpenduduk majoritas Muslim di Afrika dan Timur Tengah
yang baru mengalami peritiwa revolusi yang dikenal dengan Jargon Arab
Spring atau Arab Awakening.
Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dalam pidatonya yang disiarkan di
TV AlJazeera dan TV EuroNews mengatakan, "kami telah membantu rakyat
Lybia untuk membebaskan negaranya dari pemimpin Diktator dan
menyelamtkan mereka dari kehancuran akibat tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh pemimpin tirani selam perang saudara di Libya yang telah
berujung tumbangnya Rezim Ghadafi.
Diduga akibat pemutaran film tersebut juga menimbulkan aksi Demonstrasi
anarkis di Kedubes Jerman dan inggris di Khartum ibukota Sudan. Dan
aksi yang sama juga terjadi di Kedubes Amerika di Mesir dan Tunisia.
Para pedemonstran mengamuk dan melakukan aksi Demo pembakaran di depan
kompleks kedutaan serta menerobos masuk ke kompleks kedutaan dan
merusak aset kedutaan serta menurunkan bendera Amerika menggantinya
dengan bendera lain. Di Lahor dan Karachi Pakistaan Kedutaan Amerika
juga didemo oleh kelompok anti-Amerika. Namun, yang menarik di
Indonesia kelompok Orma Islam melakukan demonstrasi damai atas
pemutaran film tersebut di depan Kedutaan Amerika.
Kelompok pedemonstran menuduh Film the innocence of Muslim telah
menghina Nabi Muhammad dan Islam. Diduga buntut dari pemutaran film
tersebut, Konsulat Amerika di Benghazi Lybia diserang oleh kelompok
bersenjata dan dibakar oleh ratusan pedemonstran bersenjata yang
dicurigai merupakan kelompok Salafi pendukung penerapan Syariah Islam.
Dubes Amerika, George Steven dan beberapa staf konsulat serta petugas
keamanan meninggal akibat insident tersebut. Namun, ada versi lain
mengklaim bahwa serangan terhadap Konsulat Amerika di Benghazi Lybia
merupakan aksi balas dendam atas terbunuhnya orang kedua Alqaedah yang
berkebangsaan Libya belum lama ini oleh serangan pesawat tanpa awak
Amerika.Presiden Lybia yang baru terpilih dalam wawancara dengan TV
Aljazeera menduga bahwa aksi penyerangan Konsulat Amerika telah
direncanakan jauh sebelumnya dan bahkan beliau membantah dan mengatakan
bahwa aksi kekerasan itu tidak ada kaitannya dengan isu sektarian.
Sejumlah pengamat mengakui bahwa aksi demonstrasi besar-besaran di
dunia Islam tesebut nampaknya telah menyatukan umat Islam di seluruh
dunia yang telah melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menentang
pembuatan film yang menghina Nabi Muhammad dan anti Islam. Ada juga
yang menduga bahwa pemutaran Film the innocence of Muslim disengaja
sebagai test case untuk melihat reaksi umat Muslim. Namun, sejumlah
umat Muslim berpendapat bahwa pemutaran film yang menghina Nabi
Muhammad dan Islam merupakan bentuk ketakutan berlebihan terhadap Islam
yang dikenal dengan Istilah Islamophobia. Sama dengan aksi-aksi
sebelumnya seperti pemutaran film Kartun Nabi Muhammad dulu di Denmark
yang juga pernah menimbukan reaksi keras dan demo besar-besaran oleh
umat Muslim di banyak negara. Semua perbuatan yang telah menimbulkan
reaksi keras umat Muslim dianggap karena umat Muslim merasa terhinahina
dengan tayan film amatiran yang telah menghina Nabi Muhammad dan
menunjukkan sikap anti Islam. Perbuatan tersebut juga dianggap
merupakan wujud dari kebencian pada umat Islam.
Beberapa kepala pemerintahan negara-negara Arab dan Barat mengeluarkan
statement yang mengecam peluncuran film the Innocence of Muslim dan
sekaligus menentang aksi demo anarkis serta menginginkan terciptanya
perdamaian melalui suatu kebijakan pemerintah. Misalnya Kingdom of
Maroko, "We're tyred of conflict. We' re tyred of hate. We need
policies that can promote peace and harmony. Presiden Turkey, Recep
Tayep Erdogan, "a peaceful protest is a component of Democracy.
Violence and anarchy are not in this context". Kingdom of Saudi, "we
have sympathy and condolences to the victims and the loved ones".
Mentri Luar Negeri Hilarry Clincton mengatakan, "We have absolutely
nothing to do with dan Menteri Luar Negeri Jerman mengecam keras
pemutara film the Innocence Muslim dan sekaligus mengutuk aksi
kekerasan yang menimblkan korban jiwa.
Dalam laporan sebuah Ormas Islam yang berbasis di Amerika, jumlah
populasi Islam di seluruh dunia dari tahun ke tahun terus bertambah dan
bahkan diklaim telah melebihi jumlah populasi umat Kristen Katolik
yang dulu pernah menduduki peringkat pertama populasi umat terbesar di
dunia. Meningkatnya jumlah populasi umat Islam secara signifikan
haruslah menjadi bahagian dari solusi untuk memecahkan permasalahan
ekonomi dan politik dunia. Namun, dibutuhkan kemauan politik
negara-negara Arab dan Barat yang berpengaruh untuk membuat suatu
kebijakan yang bertujuan meningkatkan sumberdaya manusia melalui
pendidikan formal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Toleransi dan harmonisasi umat dan bangsa harus terus dikampanyekan dan
dipromosikan. Keadilan dan kesejahteraan umat jangan pernah
terabaikan. Sebab segala bentuk ketidakadilan dan penindasan juga
diduga merupakan pemicu aksi kekerasan di negara-negara sedang
berkembang dan negara-negara dunia ketiga. Semoga hari esok akan lebih
baik dari hari ini. Btw, selamat berakhir pekan semoga menikmati akhir
pekan yang indah bersama keluarga, kerabat dan teman-teman.
Salam Perubahan
Mochtar Marhum
Akademisi UNTAD, Blogger Isu Sosial-Humaniora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar